INGIN CEPAT KAYA? BAHAYA!

INGIN CEPAT KAYA? BAHAYA!

Seorang teman saya menceritakan pengalaman pahitnya karena ingin cepat menjadi kaya. Dia membawa uang jutaan dolar ke meja judi. Pertama kali dia disambut dan dilayani seperti raja. Namun, setelah uangnya ludes semua, dia diusir seperti seorang pengemis atau seorang kriminal. Karena nafsu keserakahannya, secara hurufiah, dia bangkrut bagaikan ‘homeless’ yang luntang lantung, rumah tangganya hancur berantakan, dan batinnya tertekan berat. Untunglah dia cepat bertobat. Sekarang bila ditanyakan kepadanya, dia akan berkata: “Tobat! Kapok! Ingin cepat kaya? Bahaya!”

Sebenarnya ingin menjadi kaya itu normal. Hidup lebih baik, lebih layak, dan lebih nyaman, tentunya idaman setiap insane. Namun, bila keinginan itu menjadi ‘nafsu ingin cepat kaya’, itu yang berbahaya. Bila Anda berpikir bahwa orang yang sukses adalah orang yang kaya raya dalam harta dan uang, Anda telah terjebak dalam dusta yang akan membahayakan hidup Anda. Memang uang itu penting, namun bukanlah hal yang terpenting dalam dunia ini. Uang jelas bukan segala-galanya. Coba perhatikan fakta dibawah ini:

- Uang bisa membeli makanan mahal dan enak, tetapi tidak bisa membeli selera makan.

- Uang bisa membeli ranjang yang berlapis emas, tetapi tidak bisa membeli tidur yang nyenyak.

- Uang bisa membeli sex, tetapi tidak bisa membeli cinta yang sejati.

- Uang bisa membeli hiburan dan kenikmatan dunia, tetapi tidak bisa membeli sukacita dan kebahagiaan sejati.

- Uang bisa membeli ‘body-guard’ yang gagah dan kuat, tetapi tidak bisa membeli perasaan aman dan damai di hati.

- Uang bisa membeli dokter yang genius, tetapi tidak bisa membeli kesehatan tubuh yang prima.

- Uang bisa membeli obat yang mujarab, tetapi tidak bisa membeli kesembuhan utuh dari sakit penyakit

- Uang bisa membeli buku yang berharga, tetapi tidak bisa membeli hikmat/ bijaksana.

- Uang bisa membeli rumah atau istana yang mewah, tetapi tidak bisa membeli rumah tangga yang bahagia.

- Uang bisa membeli sejumlah besar orang di sekeliling Anda, tetapi tidak bisa membeli sahabat yang sejati.

- Uang bisa membeli hakim yang membela Anda, tetapi tidak membeli kebenaran yang memerdekakan Anda.

- Uang bisa membeli kedudukan/ kuasa sementara, tetapi tidak bisa membeli status/ kehormatan yang berharga di hadapan manusia dan Allah.

Oh, ternyata ada begitu banyak hal yang memberikan kebahagiaan hakiki yang diidam-idamkan manusia, yang tidak bisa dibeli dengan uang. Raja Salomo yang terkenal dan kaya raya menuliskan, “Siapa yang mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa yang mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia.” (Pengkotbah 5:9).Bila Anda menjadikan uang sebagai tujuan akhir hidup ini, Anda sedang dalam bahaya besar. Sesungguhnya uang hanyalah “sebuah alat” yang dianugrahkan Tuhan untuk hidup memuliakan Dia dan menjadi berkat bagi orang lain. Sebab itu raja Salomo selanjutnya menasihatkan kita, “Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya, tinggalkan niatmu ini. Kalau engkau mengamat-amatinya, lenyaplah ia, karena tiba-tiba ia bersayap, lalu terbang ke angkasa seperti rajawali” (Amsal 23:4-5).

Rasul Paulus mengingatkan Timotius yang masih muda agar dia tidak terjebak dalam dusta dunia ini. Dia menuliskan dalam suratnya, “Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau, hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu!” (I Timotius 6:10-11a).Kekayaan materi jelas bukanlah sukses yang sejati, apalagi dicapai dengan nafsu keserakahan. Uang cepat dan uang panas adalah ‘ranjau bahaya’ yang akan menjatuhkan dan menggalkan hidup Anda.

Dr. Paul Lee Tan dalam “Encyclopedia of 7700 Illustrations”, menceritakan 7 orang kaya raya di Amerika yang disanjung pada tahun 1920-an, namun akhir hidup mereka di tahun 1950-an sungguh-sungguh mengenaskan. Charles Schwab, presiden dari perusahaan baja terbesar, hidup dalam hutang dalam 5 tahun terakhir sebelum dia mati tanpa uang satu sen. Arthur Cutten, spekulator gandum terbesar, mati dalam kondisi pailit. Richard Whitney, presiden dari New York Stock Exchange, dilepaskan dari penjara Sing Sing, New York, sebelum meninggal dunia. Albert Fall, anggota kabinet presiden AS, juga dibebaskan dari hukuman penjara agar bisa meninggal di rumah. Jesse Livermore, ‘beruang’ Wall Streat terbesar, mati bunuh diri. Leon Fraser, presiden dari Bank of International Settlement, juga mati bunuh diri. Ivar Krueger, pimpinan monopoli terbesar di dunia, pun mati bunuh diri.

Memang mereka tahu bagaimana mengumpulkan kekayaan, namun sayang, mereka tidak tahu bagaimana memakainya dengan bijaksana. Rasul Paulus selanjutnya menuliskan, “Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati. Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi” (I Timotius 6:17-18). Yakinlah, bila Anda menjalani hidup di dunia ini dengan bijaksana sesuai dengan nasihat Firman Tuhan, hidup Anda akan bahagia. Karena Anda menemukan diri Anda adalah orang yang kaya di dunia ini, oleh seba sudah dimiliki dan memiliki Kristus, yang adalah segala-galanya. Setuju?

0 komentar:

Posting Komentar