Mazmur 14:1-8)



"Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!"



Kita seringkali mengalami saat-saat dimana kita bisa menjadi korban akibat tindakan atau ucapan seseorang. Dibanding-bandingkan dengan kakak atau adik ketika kecil misalnya. Ada banyak orang tua yang tanpa sadar membuat mental salah satu anaknya "down" karena selalu dibandingkan dengan saudaranya yang dianggap lebih baik. Ini bisa berbekas hingga mereka dewasa, dan saya pun telah bertemu dengan banyak orang yang mengalami itu. Kita tidak bisa menghindari orang untuk menyinggung perasaan kita atau membuat percaya diri kita runtuh. Jika kita menelan hal-hal negatif dari orang lain, tanpa kita sadari, tanpa kita inginkan, tanpa bermaksud, kita bisa menempatkan diri kita pada kematian-kematian kecil. Yang saya maksud dengan kematian-kematian kecil adalah berbagai hal kecil yang bisa membuat kita makin lama makin kehilangan kedamaian dan sukacita yang berasal dari Tuhan, atau kehilangan keyakinan diri dan sebagainya. Ada banyak orang yang cenderung mempercayai pandangan orang lain yang keliru tentang dirinya, ada banyak orang mengalami kepahitan dan sulit bangkit ketika mendapat kritikan atau perkataan menyakitkan dari orang lain. Ada yang bahkan sampai menyesali hidup. Ini semua bisa membawa kita pada kematian-kematian kecil yang akan merampas dan menghancurkan kedamaian, kasih dan sukacita yang telah Tuhan berikan pada kita. Mungkin anda pun pernah merasa demikian, ketika anda merasa bahwa anda tidak berguna dan tidak mampu apa-apa, akibat perkataan seseorang yang menjatuhkan rasa percaya diri anda. Sekali lagi, kita tidak bisa menghalangi orang lain untuk mengatakan hal-hal negatif, tetapi kita bisa memilih untuk tidak terpengaruh. Bagaimana agar tidak berpengaruh? Alkitab sudah memberi kuncinya sejak dahulu kala.

Lihat apa kata Daud ketika ia berbeban berat. "Tetapi kepada-Mulah, ya ALLAH, Tuhanku, mataku tertuju; pada-Mulah aku berlindung, jangan campakkan aku!" (Mazmur 141:8). Daud tahu bahwa situasi tidak akan pernah menjadi lebih baik jika ia terus mengarahkan pandangan matanya kepada masalah atau situasi. Keadaan tidak akan menjadi lebih baik jika kita menelan ucapan-ucapan menjatuhkan dari orang lain, justru sebaliknya kita akan rugi sendiri. Mental jatuh, percaya diri hilang, semangat lenyap, bahkan sukacita dan kedamaian dalam hidup kita pun terampas. Pandangan mata kita seharusnya ditujukan kepada Tuhan, Pencipta kita dan Pemberi segala talenta yang ada pada kita masing-masing. Dia tidak akan pernah merendahkan usaha anda. Dia justru akan memberkati usaha setiap anak-anakNya yang telah berupaya dengan sungguh-sungguh memberi yang terbaik, Dia akan selalu siap melindungi kita yang berlindung kepadaNya. KepadaNya-lah mata kita seharusnya tertuju dan bukan kepada orang-orang yang menjatuhkan kita.

Bagaimana Tuhan memandang kita? Jelas dalam Alkitab dikatakan bahwa kita adalah ciptaanNya yang sangat istimewa. We are His masterpiece. Dia menciptakan kita segambar dengan rupaNya sendiri (Kejadian 1:26), kita terlukis dalam telapak tanganNya dan dalam ruang mataNya (Yesaya 49:16), dia mengetahui segala sesuatu akan kita, bahkan jumlah helai rambut kita pun Dia hitung (Matius 10:30). Tuhan tidak pernah menciptakan kita asal-asalan apalagi sia-sia. Dan Dia punya rencana yang indah bagi setiap kita. Apa yang Dia rencanakan kepada kita sejak semula adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, seperti yang disebutkan dalam Yeremia 29:11, untuk memberikan kita hari depan yang penuh harapan. Sebuah ayat indah pada Mazmur mengatakan bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang dahsyat dan ajaib. "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya." (Mazmur 139:13-14).

Jika kita menyadari bagaimana Tuhan memandang kita, seharusnya kepadaNyalah kita mengarahkan mata kita. Melakukan demikian maka kita tidak akan gampang jatuh dan kehilangan kepercayaan diri. Seperti ayat bacaan hari ini, selalulah berlindung kepada Allah. Selalulah tujukan mata kepada Allah. Bersama Allah tidak akan pernah mengecewakan, karena bagi Dia, kita selalu sangat berharga. Besar atau kecilnya yang kita lakukan, selama itu kita perbuat dengan sungguh-sungguh dan sebaik-baiknya, itu akan sangat besar nilainya di mata Tuhan. Kita tidak bisa melarang orang untuk mengeluarkan komentar-komentar negatif atas diri kita, namun kita bisa memilih kemana kita mau memandang. Jika demikian, mengapa tidak mengarahkan pandangan kepada Tuhan sekarang juga?

TULUS DAN JUJUR (MAZMUR 24:4-5)



"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia."



Kejujuran dan ketulusan merupakan sebuah bagian kehidupan yang semakin langka untuk didapati. Padahal keduanya merupakan sebagian elemen yang harus dimiliki oleh manusia seperti yang dikehendaki Tuhan. Dalam Mazmur Firman Tuhan berkata demikian: "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia." (Mazmur 24:4-5). Tuhan pun memberi ganjaran berkat, janji penyertaan dan keadilan yang menyelamatkan bagi mereka yang bersih tangannya, murni hatinya, tidak menipu dan bersumpah palsu. Inilah kebahagiaan yang dijanjikan Tuhan bagi orang yang hidup jujur dan tulus, dan itu besar upahnya. Yang kita lihat hari ini justru sebaliknya. Orang semakin banyak yang hidup penuh kecurangan dan semakin tidak tulus dalam memuji. Banyak orang saat ini yang hanya memuji atau mengatakan sesuatu yang baik karena ada motif-motif tertentu dibelakangnya. Maka Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita akan pentingnya kedua hal tersebut, kejujuran dan ketulusan di mata Tuhan.

Jika kita benar-benar mau mengadopsi bentuk kasih seperti yang diinginkan Tuhan, maka di dalamnya terkandung kebaikan-kebaikan yang mencakup kedua hal ini. "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1 Korintus 13:4-7). Di dalam kasih itu ada bentuk-bentuk hidup dengan hati yang murni, penuh ketulusan dan kejujuran. Artinya jika kita mengaku hidup dalam kasih Tuhan, seharusnya kedua hal ini pun terpancar dari kehidupan kita. Bagaimana mungkin orang yang tidak jujur dan tidak tulus masih berani mengaku punya kasih dalam dirinya?

Kita harus selalu ingat bahwa segala sesuatu itu berasal dari Tuhan. Kita tidak perlu ketakutan kekurangan dan khawatir akan hari depan sehingga kita tergoda untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak jujur atau curang. Kita tidak perlu iri melihat orang lain, dan harus bisa belajar untuk mendahulukan kepentingan orang lain ketimbang kepentingan diri sendiri. Yakobus mengingatkan "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yakobus 3:16). Kita harus selalu menghindari berbuat curang yang mencermarkan hati kita. Ketahuilah bahwa meski mungkin kita berhasil mengelabui manusia, tapi Tuhan akan selalu melihat segala perbuatan kita. Dan Firman Tuhan berkata: "Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab." (Ibrani 4:13). Dan lihatlah ayat berikut ini: "Seharusnya mereka merasa malu, sebab mereka melakukan kejijikan; tetapi mereka sama sekali tidak merasa malu dan tidak kenal noda mereka. Sebab itu mereka akan rebah di antara orang-orang yang rebah, mereka akan tersandung jatuh pada waktu mereka dihukum, firman TUHAN." (Yeremia 8:12). Orang bisa saja menganggap bahwa Tuhan tidak menghukum mereka saat ini dan berpikir bahwa mereka aman dari hukuman, sehingga tidak punya malu lagi untuk melakukan kejahatan. Tetapi pada suatu ketika nanti hukuman Tuhan itu tetap akan tiba, dan bayangkan betapa menyesalnya mereka kelak karena membuang keselamatan hanya demi kepentingan sesaat saja.

"Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Dunia memang semakin lama semakin buruk, tetapi kita orang percaya tidak boleh ikut-ikutan seperti itu. Oleh karena itu jagalah agar kita bisa memiliki ketulusan hati dan senantiasa jujur, apapun alasannya, apapun resikonya. Belajarlah untuk senantiasa mempercayai Tuhan, mengasihiNya dan hidup sesuai kehendakNya. Tuhan menyediakan berkat-berkat bagi orang yang hidup dengan ketulusan, kejujuran dan kemurnian hati. "Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah." (Matius 5:8). Ini janji Tuhan sendiri. "Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya." (Mazmur 73:1). Dunia mungkin akan memandang anda dengan sinis, mengolok-olok atau menertawakan kejujuran dan ketulusan sebagai suatu hal yang bodoh. Biarkanlah. Apa yang penting adalah bagaimana Tuhan memandang hidup kita, apakah Dia berkenan atau tidak. Nikmati kebaikan Tuhan lewat hidup yang kudus, penuh ketulusan dan kejujuran. Keduanya merupakan bagian dari integritas yang wajib dimiliki anak-anak Tuhan. Tuhan sanggup memberkati anda berlimpah-limpah dan melindungi hidup setiap orang yang berjalan seturut kehendakNya tanpa anda harus menipu dan melakukan kejahatan untuk sukses.

Matius 9:9



"Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia."

Bagaimana kita menanggapi orang yang bagi dunia sudah dianggap terhilang? Ada banyak orang yang seperti itu. Bagi dunia mereka hanya dianggap sampah masyarakat, orang dari kelompok yang berlumur dosa, orang-orang yang tidak mendapat tempat dalam masyarakat, bahkan seringkali mereka ini dihujat, dihina atau dipukuli seenaknya oleh sekelompok orang yang menganggap dirinya paling suci dan bersih di muka bumi ini. Di gereja kita pun tidak menutup kemungkinan ada orang-orang yang mungkin kita ketahui belum lurus-lurus benar hidupnya. Mereka masih banyak melakukan kesalahan yang nyata terlihat di mata orang banyak. Bagaimana kita menghadapi mereka? Apakah bergunjing, bersikap sinis, membuang muka atau mengelak dan membiarkan mereka sendirian, atau kita mengulurkan tangan persaudaraan dan berusaha membantu mereka untuk bisa mengenal Kristus dan meneladaniNya dalam kehidupan mereka secara benar? Ada banyak orang yang memilih alternatif pertama, yaitu bersikap memusuhi. Ada banyak gereja bukan lagi tempat bersahabat untuk menjangkau jiwa terhilang, tetapi sudah menjadi sebuah komunitas dimana isinya orang-orang yang merasa paling benar dan punya hak untuk menghakimi.Jika Yesus yang bertahta di dalam gereja itu masih ada di dunia dan sedang duduk disana, akankah Yesus bersikap memusuhi? Pasti tidak. Saya yakin 100% Yesus akan menghampiri, menyambut dan memeluk mereka mengajak untuk bertobat.

Dalam banyak kesempatan di dalam Alkitab kita bisa menemukan fakta bagaimana Yesus memperlakukan orang-orang berdosa ini. Tuhan membenci dosa, tetapi Dia tidak membenci orang berdosa. Bahkan di antara murid-muridNya ada satu yang berasal dari kelompok hina di mata masyarakat, dari kelompok pemungut cukai yang namanya sangat terkenal, yaitu Matius.

Matius awalnya bukanlah orang yang baik di mata masyarakat. Profesinya adalah sebagai pemungut cukai. Artinya ia bekerja untuk kepentingan Roma, bangsa penjajah. Pemungut cukai digolongkan ke dalam orang berdosa pada masa itu dan dikucilkan masyarakat karena dianggap musuh. Pada suatu hari Yesus bertemu dengan Matius."Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia." (Matius 9:9). Yesus tidak melewatkan Matius begitu saja. Dia orang berdosa, ia adalah musuh orang Yahudi. Tapi lihatlah bahwa Yesus tidak melewatinya apalagi memusuhi tapi malah menghampiri Matius dan mengajaknya ikut. Lalu kita tahu bahwa Matius memilih untuk berdiri dan mengikut Yesus. Sebuah pilihan yang sangat tepat. Yesus berkunjung dan makan di rumah Matius. Lihatlah saat itu ternyata kedatangan Yesus berkunjung ke rumah Matius terdengar oleh pemungut cukai dan orang-orang berdosa di mata masyarakat lainnya. Mereka pun berbondong-bondong datang. Mumpung Yesus berada di rumah salah seorang dari mereka, mungkin itu yang mereka pikirkan. Dari satu kemudian berkembang menjadi banyak. Orang Farisi pun kaget melihat itu dan segera bertanya kepada para murid, "Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" (ay 11). Yesus ternyata mendengar itu dan kemudian berkata: "Yesus mendengarnya dan berkata: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa." (ay 12-13). Jawaban ini sesungguhnya jelas menggambarkan seperti apa hati Yesus itu. Yesus menyatakan bahwa tugasNya ke dunia ini adalah untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Meski hanya satu jiwa saja, itupun berharga bagiNya. Kita tahu apa yang terjadi kemudian. Matius bertobat dan menjadi murid Yesus. Tidak hanya murid biasa, tapi ia pun termasuk dalam satu dari empat penulis Injil yang bisa kita baca hingga hari ini. Itu semua bermula ketika Yesus tidak memandang jumlah dan mau repot-repot mengurusi orang berdosa, bahkan satu orang saja sekalipun.

Satu orang, sepuluh, seratus, seribu, itu tidaklah masalah di mata Tuhan. Semakin banyak semakin baik, tetapi satu pun tetap penting di mata Tuhan untuk diselamatkan. Yesus sendiri berkata: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?" (Lukas 15:4). Satu jiwa sekalipun itu berharga di mata Tuhan, dan Dia tidak menimbang-nimbang sebesar apa dosa yang pernah kita lakukan. Datang kepadaNya mengikuti panggilanNya dengan hati yang sungguh-sungguh akan selalu Dia sambut dengan penuh sukacita.

Tuhan tidak pernah membenci orang berdosa. Dia bahkan mau bersikap proaktif untuk mendatangi dan menjangkau orang per orang. Bukankah Yesus pun datang untuk menyelamatkan domba-domba yang hilang? Selalu terbuka kesempatan bagi siapapun untuk bertobat, kembali kepadaNya dan dilayakkan untuk masuk ke dalam kehidupan kekal yang penuh dengan sukacita. Jika Tuhan seperti itu, mengapa kita sebagai manusia malah tega menghakimi dan menganggap diri kita berhak untuk itu? Mari teladani Yesus lewat sikap, tindakan dan perbuatan kita. Jangkaulah jiwa-jiwa terhilang, jangan musuhi dan abaikan mereka, karena Yesus pun akan berbuat tepat seperti itu.

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 9 ) ~~



No : AA – 86 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
Oleh : Amos Anthony Halim.
~> Lanjutan dari jilid 8.

> B13 ) MENJADI BERLAGAK.
INJIL menjelaskan orang yang suka berlagak, adalah orang-orang bodoh yang suka menyombongkan diri.!
Sama seperti sebuah pribahasa : “TONG KOSONG NYARING BUNYINYA.”
– Haleluya… Haleluya……

** Orang-orang Kristen harus hidup berpada, yaitu: Hidup dengan apa adanya.
~> Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada BERLAGAK ORANG BESAR, TETAPI KEKURANGAN MAKAN. // Ams 12:9.

** Berlagak tahu ini adalah pekerjaan iblis yang luar biasa, yang telah menyusup di dalam diri manusia, bahkan juga telah menyusup masuk di dalam diri beberapa orang yang percaya. >> KESUKAAN ORANG-ORANG YANG BERLAGAK INI ADALAH BERSILAT LIDAH, sehingga selalu menimbulkan perseturuan dimana-mana, juga demikian yang terjadi diantara beberapa anak Tuhan.
~> Ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. PENYAKITNYA IALAH MENCARI-CARI SOAL DAN BERSILAT KATA, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan. // 1Tim 6:4,5.


------------------------------------------------------------------------
> B14 ) MENJADI LEBIH MENURUTI HAWA NAFSU DARI PADA MENURUTI ALLAH.
Akan banyak orang yang kehilangan akal sehatnya, sehingga mereka lebih menuruti hawa nafsunya untuk memuaskan kedagingannya dari pada menuruti kebenaran-kebenaran firman Tuhan.

** Pada zaman akhir ini akan banyak bermunculan guru-guru palsu yang memasukkan pengajaran-pengajaran sesat untuk membinasakan anak-anak Tuhan.! Hati-hati. Jangan mengikuti segala pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.
~> Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, DEMIKIAN PULA DI ANTARA KAMU AKAN ADA GURU-GURU PALSU. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. ->> Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. // 2Ptr 2:2,3.

~> Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyusup ditengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus. // Yud 4.

Haleluya…. Haleluya……

~> Dilanjutkan ke jilid 10.

~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 8 ) ~~



No : AA – 85 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
Oleh : Amos Anthony Halim.
~> Lanjutan dari jilid 7.

> B11 ) MENJADI PENGKHIANAT.
Banyak orang menjadi pengkhianat, mereka saling berkhianat dan mengkhianati sesamanya.!
Bahkan ada yang mengkhianati dirinya sendiri. Ini semua adalah akibat dari EGO (mencintai dirinya sendiri) dan MAMON (hamba uang) yang semakin lama semakin meningkat pada zaman akhir ini.

~ PENGERTIAN KATA KHIANAT, ADALAH: BERDUSTA, INGKAR, MENIPU DAN MEMPERDAYA ~

** Ingat, ada HUKUM TABUR TUAI.! Setiap orang akan menuai apa yang ditaburnya, begitu pula dengan hidup seorang pengkhianat, akan menjadi rusak oleh kecurangannya sendiri.
~> Orang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi PENGKHIANAT DIRUSAK OLEH KECURANGANNYA. // Ams 11:3.

~> Orang fasik dipakai sebagai tebusan bagi orang benar, dan pengkhianat sebagai ganti orang jujur. // Ams 21:18.


-------------------------------------------------------------------------
MACAM-MACAM BENTUK PENGKHIATAN :
A ) Mengkhianati Tuhan (menduakan Tuhan)
B ) Mengkhianati pasangan hidup (mendustai rumah tangganya dengan berzinah / poligami / poliandri).
C ) Mengkhianati persahabatan (memperdaya sahabatnya).
D ) Mengkhianati saudara / keluarga sendiri (menipu saudara / keluarganya), bahkan ada yang
E ) Mengkhianati dirinya sendiri (ingkar terhadap janji kepada dirinya sendiri / menipu dirinya sendiri). Dsb.


------------------------------------------------------------------------
> B12 ) MENJADI BODOH TIDAK BERPIKIR PANJANG.
Penyesalan demi penyesalan akan menimpah hidup orang-orang yang bodoh karena mereka tidak berpikir panjang.

** Mereka yang bertindak tanpa berpikir panjang, adalah orang-orang yang ceroboh, mereka akan merasakan hari-harinya penuh dengan kesengsaraan, tidak memiliki harapan dalam hidupnya, sama seperti rumput yang akan layu.
~> Sebab hari-hariku habis seperti asap, tulang-tulangku membara seperti perapian. // Maz 102:5.

~> Hari-hariku seperti bayang-bayang memanjang, dan aku sendiri layu seperti rumput. // Maz 102:12.

~ Anak-anak Tuhan tidak akan bertindak ceroboh, sebab Tuhan senantiasa menyertai hidup setiap kita yang percaya, dan Tuhan juga yang akan memimpin setiap langkah kita.! Sisihkan waktu untuk saat teduh (Berdoalah dan membaca firman Tuhan setiap hari), maka Tuhan akan memberikan petunjuk kepada saudara tentang apa yang harus saudara lakukan. ~

Haleluya…. Haleluya……..

~> Dilanjutkan ke jilid 9.

~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 7 ) ~~




  • No : AA – 84 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
    Oleh : Amos Anthony Halim.
    ~> Lanjutan dari jilid 6.

    >> Hasil dari pikul salib dan menyangkal diri, adalah:
    a) DAPAT BERSERAH -> Menyerahkan segala beban hidup kita kepada Tuhan Yesus (Mat 11:28).
    b) DAPAT BERSYUKUR -> Mengucapkan syukur dalam segala keadaan (baik di dalam susah, maupun senang).
    Ini akan menjadi kesaksian hidup yang indah bagi anak-anak Tuhan (Ef 5:20).
    c) ADA SUKACITA -> Bersukacita dalam iman, karena kita akan mendapatkan upah yang besar di sorga (Mat
    5:12; Luk 10:20; 1Tes 4:13).
    d) ADA DAMAI SEJAHTERA KRISTUS -> Tuhan Yesus memberikan damai sejahtera kepada setiap kita yang
    mau mengikut Dia (asal mau pikul salib dan menyangkal diri setiap hari) (Yoh 14:27; 1Kor 1:3).

    ~> Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.” // Yoh 16:33.


    ------------------------------------------------------------------------
    > B09 ) MENJADI GARANG.
    Akibat dari dosa yang semakin meningkat, maka banyak orang akan menjadi semakin jahat, mereka menjadi garang dan beringas (Dan 8:23). Kesukaan orang-orang yang seperti ini adalah mencari-cari masalah.! Hidup mereka limpah dengan perkara-perkara dosa.

    ** Hindari orang-orang yang seperti ini, agar tidak terbawa oleh arus kesesatan mereka.
    ~> Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. // 1Kor 15:33.


    ------------------------------------------------------------------------
    > B10 ) MENJADI TIDAK SUKA YANG BAIK.
    Dosa membuat mereka tidak menyukai apa yang baik.!
    Sama seperti keadaan Adam dan Hawa, setelah mereka jatuh dalam dosa, bukannya semakin mendekat kepada Allah, tetapi mereka malah menyembunyikan diri dari hadapan Allah (= MENGHINDAR DARI KEBENARAN).

    ** Banyak orang yang mengaku mengenal Allah, namun kenyataannya, mereka tidak suka apa yang baik.
    ~> Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. // Tit 1:16.

    ** Setiap kita yang percaya, harus semakin bertumbuh dan berakar dalam pengertian firman Tuhan dengan benar, agar setiap kita tidak menjadi goncang oleh kefasikan orang-orang yang semakin bertumbuh dengan pesatnya.
    ~> Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi AKAR ORANG BENAR TIDAK AKAN GONCANG. // Ams 12:3.

    Haleluya…. Haleluya……

    ~> Dilanjutkan ke jilid 8.

    ~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

MENUNGGU ITU MENYENANGKAN (IBRANI 6:11)



Ada dua alasan utama mengapa orang cenderung tidak suka jika harus menunggu sesuatu, yaitu :

1. LAMA
Lama berbicara soal waktu, Tahukah Anda apa hal indah yang di katakan Alkitab tentang waktu? Alkitab berkata "Segala sesuatu akan indah pada waktunya" (Pkh, 3:11). Di dalam setiap penantian kita akan jawaban doa atau janji Allah, Ada masa yang disebutwaktunya Tuhan, Sebagai Bapa yang baik, Ia akan memberi permohonan doa yang kita pinta dengan iman (tapi bukan segala sesuatu yang kita inginkan), Jika seorang anak yang belum cukup umur atau yang mengendarai sepeda pun belum lancar, meminta sepeda motor kepada ayahnya, apakah orang yang bijak akan mengabulkan permintaannya? Tentu saja tidak. Sang ayahnya tentunya akan meminta anaknya itu menunggu sambil melihat kapan anak itu siap menerima tanggung jawab sepeda motor.

2. TIDAK ADA KEPASTIAN
Banyak orang benci menunggu karena mereka merasa tidak ada kepastian. Bagaimana jika saat sedang di satu perjalanan. Anda berkenalan dengan seseorang yang tiba-tiba menjanjikan akan ada uang sebesar 100 juta ditransfer ke rekening anda? Akankah Anda percaya ? secara pribadi saya sarankan agar Anda jangan percaya. Tetapi jika yang berjanji adalah YESUS KRISTUS Yang adalah Raja segala raja, Bapa yang baik itu, layaklah Anda percaya janjiNya! Alkitab adalah buku yang berisi janji Tuhan yang ya dan amin. Jika dalam menanti jawaban doa atau janji Tuhan Anda merasa tidak kunjung ada tanda-tanda kepastian, baca dan amini kembali janji yang tertulis dalam Alkitab.
Menunggu itu menyenangkan. Saat dunia berkata bahwa doa itu sia-sia karena kita toh masih harus menunggu jawaban Tuhan, hari ini kita tahubahwa menunggu janjiNya sama sekali bukan hal sia-sia. Mari pegang teguh janjiNya. Menunggu itu menyenangkan.

AMIN

ACUH TAK ACUH ( Zefanya 2:1-2)



"Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN."

Berhadapan dengan orang yang bersikap acuh tak acuh bisa terasa sangat mengesalkan.

Sadarkah kita bahwa seringkali perilaku yang sama seperti itu kita tunjukkan kepada Tuhan? Dia sudah begitu baiknya memberikan segala yang kita butuhkan, mengasihi dan melimpahi kita dengan rahmat dan karuniaNya. Dia peduli dan menjawab doa kita, Dia mengeluarkan kita dari kesesakan dan memberikan kita sukacita dengan pertolonganNya. Kita datang kepadaNya di kala susah, meminta dan meminta lagi, tetapi banyak orang yang kemudian bersikap acuh tak acuh setelah mereka mendapatkan pertolongan atau apa yang mereka minta. Mereka segera melupakan Tuhan dan sibuk dengan dunia masing-masing. Mungkin berterima kasih saja lupa, atau kalaupun berterima kasih tapi tidak bertahan lama. Doa menjadi semakin jarang dengan beragam alasan. Apalagi jika diminta untuk terlibat dalam pelayanan, seribu satu alasan pun dikeluarkan untuk berusaha menghindar. Begitu seringnya anak-anak Tuhan terlena dalam kenyamanan dan melupakan Tuhan, namun kembali datang ketika masalah menerpa. Itupun mungkin hanya sebagai alternatif terakhir bila tidak ada lagi kekuatan atau orang yang bisa diandalkan. Sikap seperti ini jelas akan sangat mengecewakan Tuhan, bahkan bisa mendatangkan teguran atau hajaran yang kelak akan kita sesali sendiri.

Bangsa Israel sejak dahulu sudah menunjukkan sikap seperti ini berulang kali. Hati mereka dengan Tuhan begitu cepatnya berubah-ubah. Mereka dengan mudah meratap minta pertolongan, berseru-seru memelas pada Tuhan, namun ketika Tuhan menjawab dengan mukjizatNya, saat itu juga lalu mereka menunjukkan sikap tidak puas dan kembali bersungut-sungut. Pada waktu-waktu tertentu mereka memuliakan Tuhan, namun sesaat kemudian mereka kembali malas, bersikap acuh tak acuh, atau malah menduakan Tuhan dengan menyembah allah-allah lain. Tuhan Maka melalui Zefanya Tuhan memberi teguran keras. "Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN." (Zefanya 2:1-2). Ini teguran sangat keras yang dijatuhkan kepada sebuah bangsa yang meski sudah berulangkali mengalami kuasa Tuhan, begitu banyak mukjizat, namun mereka masih juga berperilaku tidak terpuji dalam begitu banyak hal. Mereka beribadah, itu tidak lain hanya seremonial atau rutinitas semata. Untuk masalah ini pun Tuhan pernah menegur tak kalah keras. "Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan, maka sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi." (Yesaya 29:13-14). Perhatikan bahwa hal-hal yang ajaib atau keajaiban yang menakjubkan disini tidaklah bermaksud positif, tapi negatif. Dalam Alkitab versi BIS diterjemahkan sebagai "pukulan bertubi-tubi". Sungguh tidak pantas memperlakukan Tuhan yang luar biasa baik dan begitu mengasihi kita dengan sangat setia dengan cara yang acuh tak acuh atau tidak serius sepenuh hati. Teguran yang keras dari Tuhan juga pernah dialamatkan kepada jemaat di Laodikia akan hal ini. "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Sikap acuh tak acuh atau suam-suam kuku seperti ini bisa mendatangkan murka Tuhan, dan itu wajar mengingat betapa baiknya Tuhan kepada ciptaanNya sendiri.

Kita harus tetap memiliki rasa takut akan Tuhan. Bukan takut dalam pengertian negatif, takut seperti bentuk ketakutan seperti takut dihukum, takut dilempar ke neraka dan sebagainya, tapi takut akan Tuhan berbicara mengenai menghormati Tuhan, menghargaiNya, bagaimana kita patuh pada perintahNya, tidak mau mengecewakan Tuhan karena kita mengasihiNya, mengenal pribadiNya dan memuliakanNya. Ini adalah bentuk rasa takut yang sehat, yang akan membawa kita lebih dekat lagi kepadaNya. Takut akan Tuhan tidak saja bisa membawa kita untuk menerima keselamatan yang kekal sifatnya, namun Tuhan juga menjanjikan kita untuk tidak akan berkekurangan, seperti apa yang dikatakan Daud: "Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!" (Mazmur 34:9).

Ada begitu banyak pekerjaan menunggu, dan kita harus berperan dalam pekerjaan itu sesuai dengan talenta atau bakat yang telah disediakan Tuhan kepada kita dimanapun kita hari ini ditempatkan. Yesus mengingatkan kita agar mau bersungguh-sungguh melakukan pekerjaan Tuhan selagi masih ada kesempatan. "Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja." (Yohanes 9:4). Akan datang saat yang disebut "malam", dimana kita tidak lagi bisa bekerja, ketika yang tinggal hanyalah pertanggungjawaban bagaimana kita hidup di dunia ini. Karena itu janganlah acuh tak acuh. Seriuslah dalam menjalani hubungan dengan Tuhan, jadikan Dia sebagai yang utama dalam hidup. Layanilah Tuhan dan pekerjaanNya dengan bersemangat dalam pelayanan, minimal menjadi berkat buat orang lain dimana nama Tuhan dipermuliakan

PEMURNIAN EMAS (1i pETRUS 1:7)



"Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya."

Salah satu bentuk investasi yang sering dianggap aman bahkan jauh lebih aman ketimbang menyimpan dalam mata uang tertentu oleh banyak orang adalah dengan menabung dalam bentuk emas murni. Emas murni bukanlah emas yang kita kenal dalam banyak bentuk perhiasan. Perhiasan-perhiasan yang terbuat dari emas biasanya sudah dicampur dengan logam lainnya sehingga strukturnya menjadi lebih keras. Emas yang murni sebenarnya adalah logam yang lembut, berkilat, berwarna kuning yang menarik, lentur sehingga mudah ditempa. Ada sebuah proses pemurnian emas yang dilakukan lewat proses pembakaran. Metodenya adalah dengan memberi panas pada emas hingga mencair. Disaat emas sudah cair, berbagai kotoran yang melekat padanya seperti debu, karat dan unsur-unsur logam lain akan naik ke permukaan, sehingga semua kotoran ini bisa dipilah dan dibuang. Demikianlah proses ini dilakukan berulang-ulang hingga akhirnya diperoleh emas yang benar-benar murni, bebas dari segala kotoran dan campuran logam lainnya. Dari proses pembakaran itu akan jelas terlihat mana emas yang murni, mana yang masih dipenuhi oleh kotoran-kotoran yang mengurangi kadar kemurnian emas itu. Nilai jual beli emas yang sudah berbentuk perhiasan dan emas murni pun lumayan besar bedanya. Nilai emas yang relatif aman dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang mudah terpengaruh situasi-situasi dunia menjadikan emas menarik untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi.

Demikian pula iman kita. Agar bisa murni, iman harus melalui proses pemurnian pula sama seperti emas. Ada banyak orang yang ingin memiliki iman murni tetapi tidak mau melalui prosesnya. Proses pemurnian bukanlah sesuatu yang nyaman untuk dihadapi. Emas pun demikian bukan? Emas harus melalui proses pembakaran dengan suhu yang sangat tinggi untuk dapat dimurnikan. Ada kalanya Tuhan mengijinkan kita untuk masuk ke dalam pencobaan. Bukan untuk menyiksa kita, namun untuk memurnikan iman kita. Seperti halnya emas diproses hingga menjadi murni, iman kita pun terkadang harus melalui proses pemurnian lewat pencobaan-pencobaan yang mungkin rasanya sangat menyakitkan seperti dibakar. Seperti halnya emas yang dimasukkan ke dalam api hingga kelihatan murni dan tidaknya, iman kita pun akan kelihatan kemurniannya lewat berbagai tingkat kesulitan dan pencobaan yang kita lewati dalam perjalanan hidup kita. Reaksi dan tindakan dalam menghadapi permasalahan dan pergumulan hidup bisa menunjukkan tingkat keimanan seseorang. Bagaimana mungkin seseorang bisa dikatakan memiliki iman besar jika menghadapi masalah kecil saja sudah bersungut-sungut, takut, khawatir atau bahkan menyerah? Bertekun dalam melewati itu hingga tuntas akan membuat iman kita semakin bertumbuh kuat dan murni. Orang yang beriman teguh akan selalu tegar, karena mereka percaya penuh pada penyertaan Tuhan dalam segala sesuatu yang dialami.

Lihatlah bagaimana sulitnya menjadi pengikut Kristus di jaman Petrus. Ada banyak tekanan dan ancaman termasuk yang mengancam keselamatan nyawa. Petrus tahu itu, maka ia kemudian mengingatkan akan manfaat dari pencobaan, agar orang-orang percaya mampu tegar menghadapi itu semua. Petrus memulainya dengan ayat yang mengingatkan esensi hidup dalam Kristus. "Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di sorga bagi kamu." (1 Petrus 1:3-4). Sebuah hidup yang penuh dengan pengharapan, yang dipersiapkan untuk menerima bagian Surgawi yang kekal, itu tersedia bagi kita lewat Kristus. Petrus mengingatkan agar jemaat tetap kuat ketika menghadapi bermacam-macam pencobaan. Bukan hanya kuat saja, tapi ia juga menasehati supaya mereka tetap memiliki sukacita ditengah cobaan. "Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan." (ay 6). Bagaimana bisa bergembira ditengah-tengah permasalahan hidup? Petrus menjelaskan demikian: "Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya." (ay 7). Perhatikan bagaimana Petrus membandingkan proses pemurnian iman dengan proses pemurnian emas. Emas dibakar berkali-kali hingga akhirnya menjadi emas murni yang bernilai tinggi, seperti itu pula iman kita. Malah iman kita jauh lebih berharga dari emas. Emas adalah benda fana, yang tidak kekal, sementara iman kita akan membawa kita kedalam keselamatan jiwa yang kekal sifatnya. (ay 9). Jelaslah bahwa iman kita jauh lebih berharga dari emas. Jika emas saja harus dimurnikan agar bisa menjadi berharga, apalagi iman kita yang bisa membawa kita kepada kehidupan yang penuh sukacita yang kekal sifatnya.

Sebuah contoh lain bisa kita lihat lewat Ayub. Ayub mengalami serangkaian penderitaan yang sangat mengerikan. Namun pada suatu ketika Ayub pun menyadari bahwa apa yang ia alami adalah sebuah proses pengujian. "Karena Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas." (Ayub 23:10). Pesan Petrus yang menguatkan jemaat di masa itu agar tidak goyah ketika menghadapi penderitaan dan pengertian Ayub dalam menghadapi kondisi menyakitkan tetap relevan bagi kita hari ini.

Apa yang kita alami hari-hari ini pun sama sekali tidak mudah. Ada banyak ancaman, intimidasi atau paksaan yang kita hadapi, belum lagi berbagai bentuk godaan duniawi yang setiap saat bisa meluluh lantakkan iman kita. Anggaplah itu semua sebagai ujian yang bisa menjadi alat ukur kemurnian iman kita. Bagaimana kita menyikapi permasalahan akan menjadi ukuran seteguh apa iman kita percaya pada Tuhan. Pencobaan yang terkadang membawa kita ke dalam penderitaan akan membangkitkan pengharapan dan ketekunan kita serta melatih iman kita agar lebih kuat dan tentunya lebih murni. Proses "pembakaran" iman kita akan melepaskan segala kotoran yang melekat pada iman kita, sehingga akhirnya kita bisa memiliki sebentuk iman yang murni, sama seperti emas murni. Lihatlah, bukankah semua itu bertujuan untuk kebaikan kita? Kita dipersiapkan agar layak menerima segala janji Tuhan yang sudah disediakanNya bagi kita semua. Itulah sebabnya kita harus bersyukur ketika kita melewati pencobaan. Jangan menyerah dan terburu-buru mencari alternatif yang menyesatkan ketika sedang menghadapi proses pemurnian, karena di ujung proses itu ada upah besar yang sedang menanti kita. Menghadapinya memang tidak enak, terkadang sangat menyakitkan dan menyesakkan, ada kalanya kita seolah tidak melihat solusinya, namun percayalah ketika anda keluar dari pencobaan itu, anda akan mendapati bahwa iman anda menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.

Lewati proses pembakaran dengan bersyukur karena pada akhirnya anda akan terus mendapati iman yang semakin murni

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 6 ) ~~



No : AA – 83 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
Oleh : Amos Anthony Halim.
~> Lanjutan dari jilid 5.

** Ingat.! Tuhan Yesus mengajarkan kepada setiap kita yang percaya untuk limpah dengan pengampunan (70 X 7).
~> Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku ? Sampai tujuh kali ? ->> Yesus berkata kepadanya: “Bukan ! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali kali tujuh. // Mat 18:21,22.

~ Buang rasa benci dan dendam dari hati saudara, agar saudara mendapatkan damai sejahtera Ilahi.! Atau tidak tahukah saudara, bahwa rasa benci dan dendam di dalam hati dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, yang dapat merugikan diri sendiri.?? ~


-----------------------------------------------------------------------
> B07 ) MENJADI SUKA MENJELEKKAN ORANG.
Pada zaman akhir ini akan semakin banyak orang yang suka membicarakan kejelekan orang lain, yang teristimewa adalah membicarakan kejelekan / aib hamba-hamba Tuhan. - Haleluya… Haleluya……
>> Sampai ada pepatah rakyat dalam masyarakat sunda : “Titip uang bisa kurang, tetapi titip kata bisa tambah.”
> Ini termasuk penyakit BOCOR MULUT (Ams 20:19) >> [baca renungan dengan thema: LIDAH (14 jilid)].

** INJIL menjelaskan bahwa orang yang Suka menjelekkan orang lain, adalah: ORANG-ORANG MUNAFIK YANG TIDAK MAU MENGOREKSI DIRINYA SENDIRI.! Mereka lebih suka melihat kesalahan / kejelekan orang lain dari pada melihat kesalahan / kejelekan diri sendiri.
~> Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui ? ->> Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. ->> Hai orang munafik, keluarkan dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” // Mat 7:3-5.


-----------------------------------------------------------------------
> B08 ) MENJADI TIDAK DAPAT MENGEKANG DIRI.
Pada hari-hari di zaman akhir ini, semakin hari akan semakin banyak orang menjadi semakin sulit untuk menguasai dirinya sendiri.!

Banyak orang yang lepas kontrol / kehilangan kendali dalam hidupnya, ini karena bertambah-tambahnya dosa di dalam kehidupan mereka, sehingga mereka tidak dapat lagi mengekang dirinya dan bersabar. >> Bahkan ini juga terjadi di dalam kehidupan beberapa anak Tuhan.

** Banyak anak-anak Tuhan yang kesulitan untuk PIKUL SALIB dan MENYANGKAL DIRI, padahal untuk menjadi pengikut Kristus Yesus Tuhan, setiap kita harus pikul salib dan menyangkal diri setiap hari.
~> Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. // Mat 16:24.

Haleluya…. Haleluya………

~> Dilanjutkan ke jilid 7.

~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 5 ) ~~


19 Agustus


  • No : AA – 82 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
    Oleh : Amos Anthony Halim.
    ~> Lanjutan dari jilid 4.

    > B04 ) MENJADI TIDAK MEMPERDULIKAN AGAMA.
    Banyak orang yang kelihatannya beragama, namun agama hanya sebagai formalitas di KTP saja.!
    Mereka kelihatannya beribadah, namun kenyataannya mereka jauh dari kebenaran yang diajarkan oleh agamanya, bahkan ada yang menyalahgunakan kebenaran itu sendiri >> Ibadah mereka hanya sebagai rutinitas (lht. Jilid 2).

    ** Bahkan ada banyak diantara orang-orang ini yang MENCARI KEUNTUNGAN DARI FIRMAN ALLAH. >> Pelayanan berubah menjadi pekerjaan.
    ~> Sebab kami tidak sama dengan BANYAK ORANG LAIN YANG MENCARI KEUNTUNGAN DARI FIRMAN ALLAH. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya. // 2Kor 2:17.


    -----------------------------------------------------------------------------------
    > B05 ) MENJADI TIDAK TAHU MENGASIHI.
    Dosa semakin meningkat dan kedurhakaan semakin bertambah-tambah, sehingga kasih di antara mereka menjadi dingin (Mat 24:12).

    * Akibat dari tidak tahu mengasihi (= Kasih telah menjadi dingin), adalah :
    a) Tidak peduli terhadap kesusahan orang lain.
    b) Mudah membenci orang.
    c) Menjadi kejam.
    d) Menjadi pemarah (MARAH ITU BOLEH, ASAL JANGAN MENJADI PEMARAH) >> Baca renungan dengan thema: Kasih menurut INJIL (jilid 7 & 8). Dsb.


    -----------------------------------------------------------------------
    > B06 ) MENJADI TIDAK MAU BERDAMAI.
    Banyak orang yang tidak suka berdamai, sehingga banyak orang yang tidak dapat merasakan damai sejahatera.! TIDAK MAU BERDAMAI BERARTI TIDAK MAU MENGAMPUNI.!!

    Pada saat terjadi perselisihan, orang-orang yang seperti ini pada umumnya berbicara : “Ya, saya telah mengampuninya.” >> Namun kenyataannya, mereka hanya mengampuni di bibirnya saja, bukan dari dalam hatinya.
    Karena kebanyakan dari mereka sudah tidak mau bertemu lagi dengan orang-orang yang telah berselisih dengannya.
    Ini adalah tandanya, bahwa orang tersebut masih menyimpan rasa benci dan dendam, walaupun mereka tidak mau mengakuinya.

    Haleluya….. Haleluya………..

    ~> Dilanjutkan ke jilid 6.

    ~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

CARILAH TUHAN (YESAYA 55:1-7)



18 Agustus

  • Ketika manusia pertama yaitu Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, mereka bersembunyi waktu mendengar langkah Tuhan berjalan di taman. Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya. "Di manakah engkau?" Tindakan Tuhan ini mencari manusia yaitu Adam dan Hawa. Mengapa harus di cari? Karena dosa yang membuat manusia itu terputus hubungannya dengan Tuhan. Apa yang dilakukan manusia itu, dilakukan juga oleh kita sebagai keturunanya. Ketika kita jatuh jke dalam dosa seharusnya kita bukan meninggalkan persekutuan kita dengan Tuhan, tetapi harus mencari Tuhan untuk memohon pengampunan dosa. Itulah kecendrungan hati manusia yang telah dikuasai oleh hawa nafsu kedagingan pada waktu dia jatuh kedalam dosa, bukan mencari Tuhan tetapi lari menyembunyikan diri dari Tuhan.
    Karena kecendrungan itulah Allah langsung berinisiatif untuk mencari manusia yang telah terhillang itu juga yang Dia katakan kepada Zakheus. "sebab anak manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang" Berarti kita dapat mencari Tuhan karena Dia yang terlebih dahulumencari kita. Tanggapan yang disertai iman itulah yang membuat kita dapat berjumpa Tuhan Yesus. Mengapa kita harus mencari Tuhan? Karena ada saat dimana kita tidak dapat berjumpa dengan Tuhan. Garis bawahi kalimat "CARILAH TUHAN SELAMA IA BERKENAN DITEMUI" bukan selama-lamanya, tetapi selama Ia berkenan ditemui. Hidup adalah sebuah kesempatan dan kesempatan itu harus kita pergunakan sebaik-baiknya untuk mencari Tuhan, selama Ia berkenan ditemu. Karena kesempatan itu akan tertutup jika kita mati di dalam dosa. Pergunakanlah kesempatan itu dengan baik. Mengapa kita harus mencari Tuhan? Sebab Tuhan itu baik. Dia yang telah mengampuni dosa kita, mengorbankan AnakNya untuk manusia, bahkan melupakan segala pelanggaran kita. Sejauh timur, barat, utara, dan selatankarena seandainya Tuhan memperhitungkan dosa kitya satu persatu, tidak ada seorangpun tahan dihadapan Tuhan. Iblis sering memakai dosa masa lalu kita di jadikan alat untuk melemahkan Iman, sehingga kita merasa tidak layak lagi dihadapanNya. Bahkan iblis menanamkan kebenaran palsu di dalam diri pendosa . Sangat berbahaya jika orang berdosa tidak merasa dirinya berdosa, sebab hanya orang pendosa yang mau mengaku dosanya yang di ampuni Tuhan (1YOH 1:9) Kematian Kristus dikayu salib sudah merupakan satu paket pengampunan dosa dan kesembuhan. Dia yang menebus hidupnya dari lubang kibur, KematianNya adalah kematian atas dosa manusia. KebangkitanNya adalah bukti kemenangan atas dosa karena kita telah di bangkitkan dari antara orang mati.

    AMIN

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 4 ) ~~



No : AA – 81 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
Oleh : Amos Anthony Halim.
~> Lanjutan dari jilid 3.

** Bertahanlah dan tetaplah berdiri dengan teguh dalam iman (1Kor 16:13), agar mereka yang memfitnahmu menjadi malu karena fitnahan mereka sendiri yang tiada mendasar, dan kesengsaraan akan menimpa mereka.
~> dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. // 1Ptr 3:16.

~> PEMFITNAH tidak akan diam tetap di bumi; orang yang melakukan kekerasan akan diburu oleh malapetaka. // Maz 140:12.


----------------------------------------------------------------------
> B03 ) MENJADI PEMBERONTAK TERHADAP ORANG TUA DAN TIDAK TAHU BERTERIMA KASIH.
Banyak orang menjadi DURHAKA terhadap orang tuanya, tidak ada rasa hormat dan tidak tahu berterima kasih, baik kepada orang tuanya sendiri, maupun kepada sesamanya manusia. Mereka tidak tahu balas budi, istilah dunia yang cocok untuk orang macam ini, adalah: AIR SUSU DIBALAS DENGAN AIR TUBA (= getah beracun).

Orang yang tidak tahu berterima kasih adalah orang-orang yang miskin rohani di hadapan Tuhan..!! Sebab mereka hanyalah sekumpulan dari para pengemis sombong yang tidak tahu berterima kasih; baik kepada Tuhan, maupun kepada sesamanya manusia.! Orang-orang yang seperti ini jauh dari berkat Tuhan, sebab perkataan mereka limpah dengan persungutan dan tidak pernah bersyukur, walaupun telah diberkati Tuhan. – Haleluya… Haleluya..

** Banyak anak yang memberontak didikan orang tuanya, bahkan diantara mereka ada yang sampai hati membunuh orang tuanya sendiri.
~> Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh, demikian juga seorang ayah akan anaknya. Dan anak-anak akan memberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuh mereka. // Mat 10:21.

** Menghormati orang tua adalah suatu perintah Allah yang penting (Ef 6:2,3). Jadi anak yang suka memberontak terhadap orang tuanya adalah orang yang memberontak kepada perintah Allah, maka Allah sendiri yang akan menjadi lawan bagi mereka.
~> IA SUDAH MEMBERONTAK TERHADAP PERATURAN-PERATURAN-KU lebih jahat dari pada bangsa-bangsa dan terhadap ketetapan-ketetapan-Ku lebih jahat dari negeri-negeri disekitarnya; karena mereka menolak peraturan-peraturan-Ku dan kelakuan mereka tidak selaras dengan ketetapan-ketetapan-Ku. // Yeh 5:6.

~> Sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Oleh karena engkau lebih jahat dari pada bangsa-bangsa yang di sekitarmu dan kelakuanmu tidak selaras dengan ketetapan-ketetapan-Ku dan engkau tidak melakukan peraturan-peraturan-Ku, bahkan engkau melakukan peraturan-peraturan bangsa-bangsa yang disekitarmu, ->> sebab itu beginilah firman Tuhan ALLAH: Lihat, Aku, ya AKU (TUHAN) SENDIRI YANG AKAN MENJADI LAWANMU DAN AKU (TUHAN) AKAN MENJATUHKAN HUKUMAN KEPADAMU DI HADAPAN BANGSA-BANGSA. // Yeh 5:7,8.

Haleluya… Haleluya……..

~> Dilanjutkan ke jilid 5.

~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

MENGASIHI DAN MENGAMPUNI ( 1 Yohanes 2:10)



"Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan."

Perselisihan atau pertengkaran terjadi lebih banyak di antara teman akrab, pasangan, saudara atau keluarga dibandingkan dengan orang yang tidak atau kurang kita kenal. Itu adalah fakta yang sulit untuk dibantah. Percikan-percikan api kecil bisa timbul setiap saat, dan kekecewaan yang berlebihan bisa membuat kita cepat tersinggung. Kita cenderung mengharapkan orang-orang yang terdekat sebagai manusia yang sempurna, yang menurut kita tidak boleh sedikitpun membuat kesalahan. Kita lupa bahwa sedekat apapun mereka tetaplah manusia yang bisa berbuat salah pada suatu ketika. Tersinggung, lalu sakit hati, tidak jarang menjadi dendam dan sulit untuk memaafkan. Semakin lama manusia semakin menikmati kebencian, semakin sulit mengampuni, cenderung lebih memilih memperpanjang perbedaan dan terus bertikai ketimbang mencari jalan penyelesaian dan berdamai. Bahkan tidak jarang pula kita mendapati pertumpahan darah justru di kalangan keluarga atau saudara sendiri. Ini adalah hal yang memprihatinkan. Bisakah anda bayangkan betapa sedihnya hati Tuhan melihat perilaku-perilaku seperti ini?

Ada banyak orang mengaku bahwa mereka ada dalam terang. "Tentu saja saya dalam terang. Bukankah saya menerima Yesus? Itu artinya saya ada dalam terang, dong..." itu ada dalam benak banyak orang tanpa berpikir panjang atas cara hidup atau sikap hati mereka. Bersama Terang Dunia, memang kita seharusnya pun berada dalam terang. Bukan cuma berada dalam terang, tetapi seharusnya kita pun menjadi terang bagi banyak orang. Seperti itulah kita seharusnya, seperti yang dikatakan Yesus dalam Matius 5:14-16. Tetapi perhatikanlah bahwa Yohanes menyinggung hal ini dengan tegas. Tolok ukur apakah kita berada dalam terang atau tidak sesungguhnya tergantung dari satu hal penting, yaitu sejauh mana kita mengasihi saudara kita. Perhatikanlah ayat berikut ini: "Barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan." (1 Yohanes 2:10). Hal ini ia katakan melanjutkan sebuah seruan yang mungkin kontroversial bahkan bagi sebagian orang hari ini: "Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang." (ay 9). Jangan mengaku dalam terang jika masih menyimpan kebencian atau dendam terhadap saudaramu sendiri. Seperti itulah kira-kira seruan Yohanes. Mari kita lanjutkan satu ayat lagi setelahnya: "Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya." (ay 11).

Mengapa Yohanes bisa berkata seperti itu? Alasannya jelas. Waktu-waktu yang ia jalani bersama Yesus telah membuktikan sendiri bagaimana Yesus mengasihi manusia tanpa pamrih, tanpa batas. Dari situ ia tahu betul bahwa Allah bukan saja penuh kasih, tetapi Allah adalah kasih itu sendiri. Oleh sebab itulah Yohanes bisa berkata dengan tajam bahwa "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8). Tidak mengenal Allah, itu artinya berada di dalam gelap. Kita mengaku percaya kepada Kristus, tetapi kita tidak mengenal pribadiNya sebagai kasih, itu artinya kita tidak berada di dalamNya. Dengan kata lain, tidak mengasihi berarti kita tidak berada di dalam terang, melainkan masih terkurung jauh di dalam gelap. Dan jelas, berada dalam kegelapan akan membuat kita terus terpengaruh terhadap banyak penyesatan.

Berulang kali Yesus sudah mengingatkan kita akan pentingnya mengasihi saudara-saudara kita dan berhenti menabur atau mempertahankan kebencian. Lihat bagaimana jawaban Yesus dalam menanggapi pertanyaan Petrus akan jumlah maksimal dalam memberi pengampunan terhadap perbuatan dosa yang dilakukan oleh saudara sendiri. "Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (Matius 18:21-22). Tujuh puluh kali tujuh kali, menunjukkan jumlah yang tidak terbatas dalam memberi pengampunan. Lebih lanjut bahkan dikatakan bahwa adalah percuma buat kita berdoa apabila masih menyimpan ganjalan, sakit hati, kebencian atau dendam terhadap orang lain. "Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (Markus 11:25). Tidak mau mengampuni orang lain, maka Tuhan pun tidak akan mau mengampuni kita. (ay 26).

Seringkali kita berdalih dan mengatakan, "untuk apa saya mengampuni sementara ia tidak juga mengakui kesalahannya?" Soal mengampuni sesungguhnya berasal dari kita, bukan tergantung dari orang lain. Apabila kasih Kristus benar-benar mengalir dalam hidup kita, itu akan mendatangkan terang yang membuat kita bisa memberi pengampunan. Ada pula yang berdalih, "tetapi ia sudah sangat keterlaluan, bagaimana mungkin bisa dimaafkan?" Itupun tidak cukup menjadi alasan bagi kita untuk mendendam. Kurang apa penderitaan yang dialami Yesus? Penyiksaan di luar batas perikemanusiaan, yang dilakukan oleh manusia yang katanya beradab, dipaku kaki dan tangannya, dipasangi mahkota duri hingga mati di atas kayu salib, itu merupakan sebuah siksaan dengan hinaan yang luar biasa kejinya. Tapi apa yang dilakukan Yesus? Di atas kayu salib itu Yesus masih meminta pengampunan buat para penyiksanya! "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34). Apakah pada saat itu mereka sudah menyadari kesalahan mereka dan mohon ampun? Tidak. Tapi Yesus tetap menyerukan pengampunan. Ini adalah hal luar biasa yang seharusnya bisa menjadi teladan untuk kita semua. Tidak satupun kita ingin binasa. Kita mungkin telah berbuat dosa yang sangat besar, tetapi Tuhan tetap mau mengampuni meski kesalahan kita sudah sedemikian buruknya sekalipun. Jika Tuhan saja mau berbuat demikian, siapakah kita yang merasa punya hak lebih untuk bisa tidak mengampuni?

Adalah penting bagi kita untuk menjaga kondisi hati kita setiap saat. Mengapa hati? "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan." (Markus 7:21-22). Dan, "Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (ay 23). Mengampuni itu merupakan kewajiban bagi kita dan bukan sesuatu yang bisa kita pilih-pilih. Mengasihi saudara kita, terlepas dari kekurangan-kekurangan mereka, itulah yang membuktikan apakah kita berada di dalam terang atau tidak, apakah kita masih di jalan yang benar untuk memperoleh segala janji Allah atau tidak. Adakah orang yang masih anda ikat dengan kebencian di dalam hati anda? Adakah orang yang anda anggap belum layak untuk anda ampuni? Berikan pengampunan sekarang juga. Jika anda tidak sanggup, berdoa dan mintalah Roh Kudus untuk memampukan anda. Jangan biarkan diri anda terus berada dalam kegelapan. Terang tengah menanti kehadiran anda saat ini juga. Masuklah segera ke dalamnya.

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 3 ) ~~



No : AA – 80 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
Oleh : Amos Anthony Halim.
~> Lanjutan dari jilid 2.

> B01 ) MENJADI PEMBUAL DAN SUKA MENYOMBONGKAN DIRI.
Mereka melupakan Tuhan.!! Mereka lupa diri.!! Mereka menyangkal kuasa Tuhan yang telah membesarkan / memampukan mereka, sehingga mereka merasa dirinya hebat, - “SEOLAH-OLAH” mereka menjadi besar / mampu oleh karena kepandaian / kepiawaiannya sendiri, lalu mereka menjadi sombong dan suka membual (mengagung-agungkan dirinya sendiri).

** Menghadapai orang-orang yang sombong, jangan turut menjadi sombong.! Karena pada saat-Nya nanti, Tuhan akan merendahkan orang-orang yang sombong.
~> Manusia yang sombong akan direndahkan, dan orang yang angkuh akan ditundukkan; dan hanya TUHAN sajalah yang maha tinggi pada hari itu. // Yes 2:11,17; 5:15.


--------------------------------------------------------------------------------
> B02 ) MENJADI PEMFITNAH.
FITNAH adalah Perkataan yang bersifat merugikan / mencelakakan orang lain secara tidak langsung.
Mereka suka mencari kambing hitam dengan menuduh temannya, sahabatnya atau bahkan saudaranya sendiri dengan tuduhan tanpa dasar, sehingga tuduhan mereka menjadi fitnahan yang akan tersebar kemana-mana.

>> Ada sebuah pepatah yang mengatakan: “FITNAH LEBIH KEJAM DARI PEMBUNUHAN”
Mengapa fitnah disebut lebih kejam dari pembunuhan.?? >> Karena :
a) Fitnah dapat membunuh karakter seseorang (PEMBUNUHAN KARAKTER).
b) Fitnah dapat membunuh pekerjaan seseorang (PEMBUNUHAN EKONOMI).
c) Fitnah dapat membunuh kepercayaan (PEMBUNUHAN KEHIDUPAN).

Ternyata kata-kata Fitnah itu tidak hanya kita temui di dalam kehidupan duniawi saja, bahkan di dalam kehidupan Rohani, kita juga dapat menemukan kata-kata yang bersifat memfitnah. Oleh sebab itu fitnah dianggap lebih kejam dari pada pembunuhan, karena fitnahan seseorang dapat membunuh beberapa faktor / segi kehidupan orang yang difitnah tersebut, sedangkan kalau pembunuhan secara fisik itu hanya satu faktor / segi yang dibunuh, yaitu: MEMBUNUH TUBUH.

** Menurut INJIL, Orang yang suka menebar fitnah adalah umat Iblis, dan Tuhan sangat membenci orang yang suka menebar fitnah.! Pada zaman ini, kita juga harus lebih berhati-hati, karena banyak umat Iblis yang menyusup di dalam Tubuh Kristus, lalu mereka menebarkan fitnahannya yang sadis supaya dapat memecah-belah kesatuan Tubuh Kristus.
~> Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; Janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN. // Im 19:16.

~> Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu – namun engkau kaya – dan FITNAH MEREKA, YANG MENYEBUT DIRINYA ORANG YAHUDI (orang yang percaya), TETAPI YANG SEBENARNYA TIDAK DEMIKIAN: SEBALIKNYA MEREKA ADALAH JEMAAH IBLIS. // Why 2:9.

Haleluya…. Haleluya………

~> Dilanjutkan ke jilid 4.

~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 2 ) ~~



No : AA – 79 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
Oleh : Amos Anthony Halim.
~> Lanjutan dari jilid 1.

A3 ) BERIBADAH HANYA SEBAGAI RUTINITAS ->> Pergi beribadah, namun tidak mengerti kebenaran.!
Ada juga yang mengerti kebenaran, tetapi mereka tidak hidup di dalam kebenaran, melainkan mereka malah menyalahgunakan kebenaran itu sendiri untuk keuntungan dirinya sendiri dan golongannya.
~> Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu. ->> Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai hawa nafsu, ->> yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. 2Tim 3:5-7.

~> Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji. ->> Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres, KEBODOHAN MEREKA PUN AKAN NYATA BAGI SEMUA ORANG. // 2Tim 3:8,9.

~> Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik. // Tit 1:16.


------------------------------------------------------------------------
B ) AKIBAT DARI “EGO” dan “CINTA UANG” (2Tim 3:2-4).
Oleh karena “EGO” dan “CINTA UANG” manusia akan mengalami banyak perubahan di dalam diri mereka.
INJIL menjelaskan kepada setiap kita yang percaya mengenai beberapa perubahan dalam diri manusia pada akhir zaman ini :
01 ) Menjadi pembual dan suka menyombongkan diri.
02 ) Menjadi pemfitnah.
03 ) Menjadi pemberontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih.
04 ) Menjadi tidak memperdulikan agama.
05 ) Menjadi tidak tahu mengasihi.
06 ) Menjadi tidak mau berdamai.
07 ) Menjadi suka menjelekkan orang.
08 ) Menjadi tidak dapat mengekang diri.
09 ) Menjadi garang.
10 ) Menjadi tidak suka yang baik.
11 ) Menjadi pengkhianat.
12 ) Menjadi bodoh tidak berpikir panjang.
13 ) Menjadi berlagak.
14 ) Menjadi lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

~ Berjaga-jagalah.! Tetaplah tinggal dalam kesucian dan jangan menimbulkan reaksi dosa.! Sebab wujud mereka memang manusia seperti kita, tetapi di dalam diri mereka yang sesungguhnya adalah iblis yang selalu ingin mencari-cari masalah dan persoalan ~

Haleluya…. Haleluya………

~> Dilanjutkan ke jilid 3.

~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

~~ Manusia Akhir Zaman menurut INJIL ( 1 ) ~~
No : AA – 78 / INJIL 2011 / RPB 05 / 10.
Oleh : Amos Anthony Halim.

Setiap kita yang hidup sekarang ini berada di AMBANG PINTU AKHIR ZAMAN.
Di dalam masa-masa yang seperti ini, keadaan manusia akan semakin sulit oleh berbagai macam bentuk tekanan di sekitarnya, sehingga mereka yang tidak tahan oleh tekanan tersebut akan melakukan perbuatan dosa dan menjadi binasa oleh karenanya.. Maka dari itu setiap kita yang percaya harus lebih memperkuat pondasi kita, yaitu BERPIJAK KEPADA PENGERTIAN FIRMAN TUHAN DENGAN BENAR, agar setiap kita yang percaya tidak akan roboh dan binasa kekal. – Haleluya…… Haleluya…………

INJIL menjelaskan dengan sangat terperinci tentang keadaan manusia pada Akhir Zaman, supaya kita sebagai anak-anak Tuhan tidak terkejut dalam menjalani kehidupan pada saat ini.

>> Sebab ini semua adalah PENGGENAPAN DARI FIRMAN TUHAN.!!
>> Dan TUHAN PASTI AKAN MENGGENAPI SETIAP FIRMAN-NYA.!!
>> KARENA FIRMAN TUHAN ITU KEKAL SELAMA-LAMANYA.!!
>> AMIN..!!

-------------------------------------------------------------------------
A ) KEADAAN MANUSIA DI AKHIR ZAMAN (2Tim 3:1-9) :
Menurut INJIL di Zaman Akhir ini, akan ada banyak perubahan yang terjadi di dalam diri manusia, jika kita sekarang ini melihat berita di TV maupun membaca berita di surat kabar (KORAN), banyak kejadian yang mengandung KEKERASAN, seperti: Demo (bahkan sampai ada anak sekolah TK yang diajak untuk berdemo) dan Perkelahian (perkelahian antar pelajar, antar kampung, antar desa, sampai perkelahian sesama anggota dewan yang terhormat di DPR & DPRD) terjadi dimana-mana, yang terutama adalah kasus PEMBUNUHAN, seperti: Peperangan (perang antar Negara & perang saudara), Pembunuhan, Bunuh diri, dsb.

INJIL menjelaskan ada 3 hal utama, mengenai keadaan manusia pada akhir zaman, yaitu:
1 ) Manusia semakin mencintai dirinya sendiri.
2 ) Manusia menjadi hamba uang.
3 ) Manusia beribadah hanya sebagai rutinitas saja.

-------------------------------------------------------------------------
A1 ) SEMAKIN MENCINTAI DIRINYA SENDIRI ->> Tingkat ke “EGO” an manusia semakin meningkat, mereka lebih mementingkan dirinya sendiri dan golongannya, mudah tersinggung, serta suka bersungut-sungut.! Kasih kebanyakan orang menjadi dingin.! Mereka se “OLAH-OLAH” berlomba untuk mengasihi dirinya sendiri, karena yang mereka pikirkan hanyalah kepentingan dirinya sendiri atau golongan dan kelompoknya.
~> Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. // Mat 24:12.


A2 ) MENJADI HAMBA UANG ->> Cinta mamon, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang, diperbudak oleh uang, segala sesuatunya akan mereka lakukan hanya untuk mendapatkan uang.! Sehingga kejahatan mereka akan semakin bertambah-tambah oleh karena uang.!! Banyak kasus yang bermunculan seperti kasus SUAP dan KORUPSI.
~> Karena AKAR SEGALA KEJAHATA IALAH CINTA UANG. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. // 1Tim 6:10.

Haleluya…. Haleluya……….

~> Dilanjutkan ke jilid 2.

~~~ Tuhan Yesus memberkati kita semua ~~~

KETENANGAN (AMSAL 14:30-35)



Ktetenangan identik dengan keadaanH yang damia, tentram dan menyenangkan, dimana setiap pribadi dapat menjalankan kehidupannya tanpa ada perasaan takut atau cemas. Tapi ketenangan pada saat ini sudah merupakan sesuatu yang langka. Kalaupun kita menemukannya itu adalah merupakan uang. Allah sudah menyediakan sarana yang mudah dan cuma-cuma bagi kita dalam mencari ketenangan. Firman Tuhan mengatakan, hati yang tenang menyegarkan tubuh tetapi iri hati akan membusukkan tulang, itu berarti jika kita memiliki ketenangan dalam Yesus, maka kita akan sehat dan sebaliknya ketidaktenangan akan mendatangkan penyakit. Bagaimana agar kita mendapatkan ketenangan di dalam hidup kita? Melalui renungan kali ini ada langkah-langkah yang akan memberikan kita agar dapat memiliki ketenangan yaitu:

1. MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH, Harta kekayaan yang berlimpah, pangkat atau kedudukan yang tinggi dan semua yang menurut pandangan dunia hebat, semuanya bukan jaminan untuk menghasilkan rasa aman (ketenangan). Karena hanya bersifat sementara saja. Hanya dekan\t Allah saja kita tenang. Karena Dialah sumber keselamatan dan harapan yang pasti. Jika kita dekat dengan Allah maka kita akan mengerti janjiNya yang akan tergenapi dalam hidup kita.

2. HIDUP DALAM KEBENARAN KRISTUS. Orang yang hidupnya benar hatinya akan tenang. Alkitab berkata, "Dimana ada kebenaran di situlah akan tumbuh damai sejahtera, dan hasil dari kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya. Berusahalah hidup benar, maka hidup kita akan menjadi tenang.

3 JANGAN MENDUA HATI, Mendua hati artinya tidak mempunyai pendirian dan tidak memiliki iman, dan sebagai akibatnya akan menimbulkan kebimbangan dan konflik dalam hidup ini. Orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya dan juga tidak akan berani mengambil keputusan. Keadaan ini mendapatkan masalah dan jika tidak segera diselesaikan akan membinasakan tubuh kita. Milikilah kepribadian Yesus dalam hidup ini yang disertai dengan iman yang teguh, maka janji Allah akan di genapi di dalam hidup kita.

AMIN

Konsep Keluarga Kristen Itu, Luar Biasa! (Kej 2: 21-25).



TUHAN menciptakan manusia sepasang: pria dan wanita (Kej 2: 21-25). Mereka diciptakan dalam keperbedaan tetapi satu kesatuan. Artinya, satu manusia namun dalam dua jenis kelamin yang berbeda. Manusia: pria dan wanita, sama dan sehakekat, tetapi diciptakan dalam fungsi yang berbeda untuk saling mengisi. Dalam perbedaan itu manusia menjadi sebuah persekutuan yang luar biasa karena saling membutuhkan, saling mendukung, saling melengkapi. Keperbedaan itu bukan untuk saling menindas atau diskiriminasi.

Tuhan memberikan birahi pada manusia, sehingga seorang pria akan menginginkan seorang wanita, dan sebaliknya. Namun birahi itu suci, yang digambarkan dengan kalimat: “sekalipun mereka telanjang mereka tidak merasa malu” (Kej 2: 25). Jadi, birahi diberi Tuhan bukan untuk diumbar. Birahi yang suci itu diberi untuk meme-lihara persekutuan suci antara pria dan wanita. Kepada manusia, Tuhan memberikan potensi yang luar biasa dalam kesadaran diri sebagai seorang pria dan wanita sehingga punya rasa suka yang membuat mereka bertemu dan mengikat diri. Itulah cikal bakal di mana manusia membangun keluarga. Dalam kehi-dupan keluarga, manusia mengem-ban mandat Tuhan supaya beranak cucu, menguasai bumi.

Oleh karena itu, keluarga adalah sebuah desain Allah. Keluarga bukan suatu kebetulan, bukan pula tragedi. Keluarga yang didisain Tuhan, antara pria dan wanita, harus saling mengisi dan meleng-kapi dalam perbedaan. Pasangan keluarga dijadikan Tuhan dari pria dan wanita, bukan pria de-ngan pria, atau wanita dengan wanita. Keluarga diciptakan untuk tumbuh, berkembang dan berkuasa atas bumi langit dan segala isinya. Keluarga yang bertumbuh dan berkembang itu akan menjadi masyarakat. Maka keluarga harus memuliakan Allah.

Tuhan menjadikan keluarga supaya manusia menyatu dalam keperbedaaan. Dan justru keperbedaan yang mampu membuat mereka mampu mende-monstrasikan kemampuan saling mengasihi. Keluarga menjadi satu wadah cinta kasih yang sangat luar biasa. Keluarga menjadi suatu bangunan yang sangat damai, dan model betapa indahnya hubungan antarmanusia. Keluarga yang menjadi cikal bakal dari sebuah masyarakat yang sehat: saling mengasihi, menyatu dan mampu mengekspresikan kasih Tuhan.


Karena itu, kalau masyarakat “sakit”, tidak bisa mencerminkan nilai yang seharusnya, itu pertanda bahwa keluarga-keluarga sudah kehilangan jatidiri, kehilangan peran yang mestinya mereka mainkan dalam hidup ini. Karena kalau keluarga baik, maka akan terbentuk masyarakat yang baik dan utuh. Jadi, keluarga adalah titik sentral pengharapan untuk masa depan. Keluarga titik sentral pembangunan keutuhan kebangsaan. Mem-bentuk keluarga bukan untuk sekadar memuaskan hawa nafsu seksual, atau untuk mendapatkan jaminan ekonomi. Membentuk keluarga bukan tradisi, budaya atau trend. Keluarga adalah sebuah struktur untuk memuliakan Allah.


Keluarga Kristen

Setiap orang Kristen harus menyadari dan menyikapi dengan serius bahwa keluarga adalah sebuah proyek besar yang tidak boleh gagal seumur hidup. Karena itu, proses pembentukan sebuah keluarga mesti diperhitungkan dengan matang, dikalkulasi sebaik-baiknya. Kalau kekecewaan datang, semua sudah terlambat. Memang ada “risiko” ketika sebuah keluarga dijadikan oleh Tuhan. Dikatakan, seorang pria dan seorang wanita akan meninggalkan keluarga mereka untuk dipersatukan, bukan dipersamakan. Pria dan wanita dipersatukan, sehingga dua yang berbeda tadi menjadi satu.


Keluarga disebut juga sebagai representasi persekutuan kasih, bagaimana hidup saling mengisi dan melengkapi. Keluarga harus mampu melukiskan dan menggambarkan bagaimana Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus hidup dalam ke-satuan dan kasih yang luar bia-sa, sehingga suami istri dan anak-anak mampu mengisi satu nuansa persekutuan yang bisa menimbulkan satu kekuatan luar biasa yang mampu mengatasi masalah apa pun, karena cinta kasih yang menyala.

Apakah keluarga kita sudah menjadi saksi? Sudahkah kita saling mengisi, bukan saling menjatuhkan? Kalau keluarga tidak menyadari tanggung jawab, lalai dalam pem-binaan anak-anak, maka keluarga telah menyiapkan bom waktu. Suami gelisah pada istri, istri mencurigai suami, atau orang tua kehabisan akal menghadapi tingkah anak-anak, begitu pula anak-anak merasa tidak mendapat perhatian dan perlindungan dari orang tua. Seribu satu kasus bisa ada dalam keluarga, tetapi satu kalimat yang perlu kita pegang: Apa pun masalah, jadilah pemenang untuk membawa keluarga sebagai persembahan bagi kehidupan masyarakat.

Apa pun masalah dalam keluarga, bergaullah dengan Tuhan supaya kita beres dari persoalan, dan ber-saksi kepada dunia. Dan kesaksian demi kesaksian itu bisa membawa orang pada kesadaran nilai yang hakiki dari kekristenan. Bukankah orang harus mengatakan kalau konsep keluarga Kristen itu luar biasa? Satu kali menikah tidak boleh cerai kecuali diceraikan kematian, karena mereka telah menjadi satu daging. Dan itu sangat luar biasa. Karena itu, paham ini perlu ditumbuhkembangkan sebagai satu aspek dari penginjilan itu sendiri. Jika ada yang bercerai, biarlah itu menjadi tanggung jawab masing-masing kepada Tuhan.

Karena itu, suami, istri dan anak-anak harus memainkan peran supaya keluarga mampu menye-lesaikan berbagai hal, membangun sebuah nilai luar biasa, memberi sumbangsih bagi masyarakat, gereja atau pun negara

TETAPLAH BERDOA (1 Tesalonika 5:17)



Seberapa penting doa bagi kehidupan kita? . Kita memanjatkan doa dalam nama Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kita, dan kita tahu bahwa ada kuasa yang demikian besar dibalik sebuah doa yang paling sederhana sekalipun, selama doa itu dipanjatkan benar-benar dari hati yang tulus dan iman yang sungguh-sungguh. Kita tahu itu benar, tetapi sejauh mana aplikasinya dalam hidup kita saat ini? Seberapa besar kita mementingkan doa dalam kehidupan kita? Ada banyak orang yang menomor duakan waktu untuk berdoa. Mereka hanya melakukannya disaat tidak terlalu sibuk atau kapan sempat saja. Bekerja itu penting, mengurus keluarga, bersosialisasi dan sebagainya itu penting. Tetapi doa merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak boleh dinomorduakan apalagi diabaikan sama sekali. Doa merupakan salah satu sarana komunikasi kita dengan Tuhan yang seharusnya menempati posisi di urutan teratas. Disaat kita sibuk kita harus berhati-hati agar tidak tergoda untuk berkompromi mengurangi jam-jam khusus untuk bersekutu secara pribadi dengan Tuhan. Orang bisa terjebak untuk lebih mementingkan menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu ketimbang terus memberikan waktu khusus untuk mendengar suara Tuhan.

Kesibukan kita bisa dimanfaatkan iblis untuk melemahkan dan membujuk kita agar semakin jauh dari Tuhan. Berbagai kekhawatiran kita terhadap kebutuhan-kebutuhan duniawi akan selalu menjadi celah yang bisa dipakai iblis untuk berpesta. Segala kekhawatiran dan ketakutan kita pun akan merupakan pintu yang bisa dimanfaatkan iblis jika kita tidak terbiasa menyerahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan lewat doa-doa kita. Tuhan Yesus sendiri mengalami itu ketika Dia berpuasa 40 hari dan 40 malam dalam pencobaan di padang gurun. Setelah berpuasa selama itu, Yesus pun mulai merasa lapar. Di saat seperti itu, iblis pun mulai melancarkan serangan untuk mencobai dengan menawarkan segala hal yang mungkin bisa memuaskan kebutuhan-kebutuhan dari sisi manusiawi. "Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:8-9). Tapi Yesus tidak tergoda dengan itu semua dan dengan tegas berseru: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (ay 10).

Dari kejadian ini kita bisa belajar untuk melihat jangan sampai segala kemewahan dan apa yang ditawarkan oleh dunia membuat kita buta secara rohani dan berhenti memikirkan perkara-perkara yang kekal, dimana tidak ada ngengat dan karat atau pencuri yang bisa merusaknya. (Matius 6:19-20). Jangan sampai kita menomorsatukan kebutuhan duniawi dan kemudian menomorduakan, mengabaikan atau bahkan meniadakan kebutuhan rohani kita. Kita bisa melihat dengan jelas bahwa iblis akan selalu berusaha memperdaya kita, tetapi semua itu tidak akan berhasil jika kita tetap memfokuskan diri untuk terus menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh secara teratur. Memilih untuk menomorsatukan hal-hal lain selain Tuhan itu akan sama saja dengan menomorduakan Allah, dan itu bisa membawa kita ke dalam kebinasaan. "Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa" (Ulangan 8:19).

Ada kuasa yang besar di balik doa. Lihatlah dalam Kisah Para Rasul 16 bagaimana hebatnya kuasa doa dan puji-pujian dalam melepaskan Paulus dan Silas dari situasi sulit. Yakobus berkata: "Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!" (Yakobus 5:13a). Doa akan berperan sangat besar untuk membawa pertolongan Tuhan turun atas diri kita, mengatasi hal yang paling tidak mungkin sekalipun. "Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya." (ay 15-16). Lebih lanjut ia pun mengingatkan "Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa." (4:2). Doa punya kekuatan yang sangat besar jauh melebihi apa yang kita kira, tetapi ingatlah agar jangan menjadikan doa hanya sebagai sarana untuk meminta saja. Bukan hanya dalam keadaan sulit, tetapi dalam keadaan baik pun hendaknya kita terus berdoa. Doa merupakan sarana kita berkomunikasi dengan Tuhan, dan komunikasi itu seharusnya terbangun dua arah secara interaktif. Artinya, kita pun harus mempergunakan itu untuk mendengar apa kata Tuhan bagi kita dan mengucap syukur, bukan hanya memakainya untuk terus meminta dan berkeluh kesah tanpa mau memberi kesempatan bagi Tuhan untuk menyampaikan sesuatu kepada kita. Dalam surat 1 Tesalonika kita bisa mendapatkan seruan ini: "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18). Dan alangkah indahnya jika ucapan-ucapan syukur kita sampaikan secara langsung kepada Tuhan lewat doa-doa kita. Betapa pentingnya doa, dan secara padat, singkat, tegas dan jelas dikatakan: "Tetaplah berdoa." (ay 17). Be unceasing in prayer, berdoalah tanpa putus-putusnya.

Dalam Mazmur kita bisa membaca seruan yang sangat penting: "Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!" (Mazmur 95:7). Mari kita selalu ingat untuk sujud menyembahNya, berlutut di hadapanNya dan memuliakanNya. Hendaklah doa selalu mengisi hari-hari kita. Jangan abaikan saat-saat dimana kita bisa bersekutu secara pribadi dengan Tuhan. MendengarkanNya, mengucap syukur kepadaNya, bercerita tentang hari-hari kita dan meminta penyertaanNya dalam segala yang sedang kita hadapi. Ada kuasa yang sangat besar di balik sebuah doa, bahkan yang paling sederhana sekalipun, selama itu disampaikan dengan hati yang tulus dan lewat iman. Apapun kondisinya, sesibuk apapun anda hari ini, TETAPLAH BERDOA

YESUS SAHABAT SEJATI (Yohanes 15:14)



"Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu."

Mencari sahabat itu susah-susah gampang. Bagi sebagian orang yang beruntung, mereka bisa memiliki banyak sahabat yang tidak saja hadir di kala senang, tetapi juga ada di waktu susah. Sebagian orang lagi masih kesulitan untuk bisa mendapatkan teman berbagi sebagai sahabat yang sejati. Ada yang memang kesulitan untuk membuka diri dan bergaul, tetapi ada pula yang masih tetap kesulitan meskipun mereka sudah membuka pintu persahabatan dengan orang lain. Semakin hari manusia semakin bersikap individualis. Manusia cenderung semakin tidak peduli terhadap sesamanya dan hanya mementingkan dirinya sendiri. Dan hari-hari ini kita melihat begitu banyak orang yang merasa kesepian, merasa sendirian dalam memikul beratnya beban kehidupan. Kesunyian begitu mencekam, sedih rasanya ketika mendapati bahwa tidak ada lagi siapapun yang peduli terhadap penderitaan mereka. Tapi benarkah kita harus sendirian menghadapi semua itu? Alkitab berkata tidak. Hanya sahabat sejatilah yang mau tetap berada bersama kita di saat kesusahan, dan betapa indahnya ketika mengetahui bahwa Yesus sudah menyatakan DiriNya sendiri sebagai seorang sahabat yang sejati.

. Manusia yang tidak sempurna kadang kala bisa mengecewakan kita, tetapi Tuhan yang begitu besar kasihNya, bahkan telah menebus kita semua agar bisa selamat masuk ke dalam KerajaanNya kelak menegaskan bahwa Dia rindu untuk menjadi sahabat kita. Seorang sahabat berbeda dengan teman yang bisa datang dan pergi kapan saja. Seorang sahabat yang sejati akan selalu berusaha hadir bersama kita menjadi pendengar yang baik, menghibur, menguatkan dan memberi bantuan di kala kita butuhkan. Dan bentuk persahabatan seperti itulah yang diulurkan Tuhan kepada kita. Jika anda menyadari hal ini maka anda tidak perlu takut untuk mati dalam kesunyian. Yesus adalah Sahabat yang sejati yang selalu bersama kita hingga akhir masa.

Tuhan sendiri melalui Kristus telah membuka diri untuk menjadikan kita sahabat-sahabatNya. Dengan segala keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari seorang sahabat di dunia, kita bisa mendapatkan jauh lebih dari itu lewat sosok Allah yang tak terukur dan tak terbatas kasih setiaNya. Yesus sendiri sudah mengatakan hal itu. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yohanes 15:14). Kita mendapat kehormatan sebagai sahabatNya apabila kita menuruti dan melakukan perintahNya. Apa yang diperintahkan Yesus sebenarnya tidaklah banyak, dan itu bisa kita baca dalam ayat sebelumnya. "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (ay 12). Jika kita melakukan apa yang Dia perintahkan kepada kita, maka kita memperoleh kehormatan yang teramat sangat istimewa yaitu menjadi sahabat Yesus. Jika membangun persahabatan dengan sesama manusia saja sudah begitu luar biasa, apalagi jika persahabatan itu terjalin antara kita dengan Yesus, Tuhan yang tidak terbatas kuasaNya melebihi segala sesuatu di jagad raya ini. Lihat apa kata Yesus berikut: "Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku." (ay 15). Lihatlah betapa besar nilai persahabatan bagi Yesus. Dia siap untuk memberitahukan segala rahasia Kerajaan Allah, menyampaikan isi hati Tuhan kepada kita yang telah Dia anggap sebagai sahabatNya. Jika dalam Amsal kita membaca "Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran" (Amsal 17:17), Yesus pun menyediakan seluruh waktuNya untuk itu, bahkan jauh lebih besar lagi, karena dalam Injil kita bisa melihat sendiri seperti apa tingginya nilai seorang sahabat di mata Kristus sendiri. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (Yohanes 15:13). Yesus sudah melakukan itu terlebih dahulu. Dia rela turun ke dunia mengambil rupa sebagai hamba, memikul salib-salib yang seharusnya kita pikul, dan naik di paku di atasnya menggantikan kita semua yang seharusnya berada di sana.

Kembali kepada kesediaan Yesus untuk membuka dan memberitahukan segala isi hati Bapa kepada kita menunjukkan bahwa Dia sendiri menganggap tidak ada rahasia di antara sahabat. Kita akan dengan nyaman membuka segala rahasia kita kepada orang yang sudah kita anggap sebagai sahabat kita, dan begitu pula dengan Tuhan. Firman Tuhan berkata "TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka." (Mazmur 25:14). Takut akan Tuhan juga berarti bersikap hormat kepada Tuhan dengan menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya. Menjadi sahabat Tuhan akan membuat kita mendapat penyingkapan berbagai rahasia surgawi, mengetahui isi hati Tuhan dan mendengar apa yang menjadi rencana-rencanaNya. Apabila kita mengasihi Tuhan selayaknya seorang sahabat, menjaga untuk tidak menyakiti atau mengecewakan perasaan Tuhan, tetap dekat dan melakukan segala perintahNya dengan taat, maka Tuhan akan meletakkan kita di deretan sahabat-sahabatNya yang terdekat. Tuhan sudah mengulurkan tangan untuk menjalin persahabatan dengan kita. Apakah kita mau menyambut uluran tanganNya atau memilih untuk menepis tawaran yang sedemikian istimewa ini? Jika ada di antara teman-teman yang hari ini merasa kesepian dalam kesunyian, jangan lupa bahwa anda sesungguhnya memiliki Yesus sebagai Sahabat sejati.