KAYA BODOH ATAU KAYA BIJAK



Bacaan Alkitab : Pengkhotbah 5:9-19

Ini pun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikian pun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? (Pengkhotbah 5:15).

Ketika Michael Jackson meninggal dunia, apa yang ia tinggalkan? Nama besar? Namanya hanya tinggal nama, dan itu sudah mulai redup, tergantikan oleh bintang-bintang baru. Apakah ia meninggalkan kebahagiaan? Seperti yang diakuinya sendiri, hidupnya kerap dirundung kesepian dan kehampaan, sehingga ia pun terbiasa mengkonsumsi berbagai obat penenang. Apakah ia meninggalkan kekayaan? Konon, ia malah meninggalkan utang lebih dari empat triliun rupiah. Sangat tragis.

Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa nama besar, kepandaian, dan kekayaan adalah "kemalangan yang menyedihkan" (ayat 15). Sebab semuanya itu tidak kekal. Maka, nyatalah bahwa sesungguhnya hidup yang bermakna tidak ditentukan oleh seberapa banyak yang sudah kita dapatkan dan kumpulkan. Namun ditentukan oleh bagaimana kita menggunakan semua yang sudah kita dapatkan, dengan kesadaran bahwa semua itu dikaruniakan Allah kepada kita (ayat 17) untuk dinikmati dan digunakan secara bertanggung jawab kepada Dia, Sang Pemilik atas segalanya (ayat 18).

Oleh karena itu, jika hari ini Anda memeras tenaga untuk mengejar harta, popularitas, nama besar, dan pemuasan keinginan pribadi, firman Tuhan mengingatkan, bahwa usaha tersebut sama seperti menjaring angin, sia-sia. Apapun dan berapa pun yang kita miliki sekarang ini, semestinya membuat kita semakin bijak. Jangan seperti orang kaya yang bodoh (bandingkan dengan Lukas 12:20-21).

Semakin bijak artinya bisa menggunakan secara maksimal semua hal itu untuk menjadikan hidup kita lebih berkualitas, baikdi hadapan Tuhan maupun bagi sesama, sehingga pada akhirnya kita bisa mewariskan hal-hal yang bernilai kekal kepada anak cucu.

HARTA KEKAYAAN AKAN DIMAKAN NGENGAT DAN KARAT.
HARTA IMAN AKAN DIPELIHARA SAMPAI KEKEKALAN.

http://www.yesmaya.co.cc/2012/07/kaya-bodoh-atau-kaya-bijak.html

TINDAKAN KASIH


Bacaan Alkitab : 1 Yohanes 3:11-18

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. (1 Yoh.3:18).

Carla Bruni-Sarkozy, ibu negara Perancis, belum lama ini mendirikan yayasan untuk menggalang dana bagi kelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan, gelandangan, penghuni penjara, dan masyarakat buta huruf di Perancis. Yayasan bernama Fondation de France ini mendukung berbagai kegiatan yang dilakukan lembaga-lembaga di bidang pendidikan dan kebudayaan. "Tujuan yayasan ini adalah menggalang dana untuk mendukung dan mendanai berbagai kegiatan. Kami akan bekerjasama dengan banyak lembaga", tutur istri Presiden Perancis Nicolas Sarkozy ini. Bruni menambahkan, "Perang melawan buta huruf adalah perjuangan yang nyata".

Dalam wawancara dengan harian La Tribune, Bruni mengatakan bahwa ia amat terpukul dengan data terbaru yang menyebutkan tiga juta warga Perancis buta huruf.

Aku mengasihimu. Kita tentu sudah akrab dengan kalimat tersebut, atau bahkan kerap mengucapkannya kepada orang yang kita kasihi. Sayangnya, seiring perkembangan zaman, makna kata-kata tersebut semakin tergerus. Banyak orang suka mengucapkannya tanpa mengetahui arti atau tanggung-jawab yang mengikutinya. Saat ini Firman Tuhan mengingatkan kita untuk tidak sekedar menjadi orang yang hanya fasih mengucapkan sesuatu, tetapi juga harus mampu menyatakannya dalam perbuatan yang dilandasi dengan kasih.

Dalam kehidupan kita, ada banyak orang yang membutuhkan sentuhan kasih kita. Misalnya keluarga, rekan, sahabat, atau orang-orang asing yang kita temui di jalanan. Pertanyaannya, maukah kita menjadi berkat bagi kehidupan mereka?

Kasih yang sejati bukan tentang sekedar berkata "Aku mengasihimu", tetapi juga tentang mengenai kepekaan, kepedulian, empati, kesediaan untuk berkorban, berbagi, dan lain sebagainya. Kasih adalah tentang bagaimana hati kita terhadap sesama. Mungkin kita bukan orang seperti Clara Bruni yang memiliki uang atau harta berlimpah, tetapi itu bukanlah alasan untuk kita diam dan berpangku tangan. Karena sesungguhnya ada banyak cara untuk menyatakan kasih kepada sesama kita. Masalahnya sekarang, maukah kita melakukannya?

LEBIH BAIK TEGURAN YANG NYATA-NYATA DARIPADA KASIH YANG TERSEMBUNYI. (AMSAL 27:5)

KEBENCIAN DAN DENDAM

KEBENCIAN DAN DENDAM

Bacaan Alkitab : 1 Samuel 18:6-30

“Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: ‘Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.’ “
(1 Samuel 18:8).

Seringkali kita iri hati ketika teman kita atau orang lain lebih berhasil dalam pekerjaan, studi, pelayanan atau memiliki kemampuan dan potensi lebih dibanding kita. Dan bahkan timbul kebencian di dalam hati. Dengan berbagai alasan, kita selalu merasa bahwa seharusnya kita lah yang lebih layak memiliki semua yang dimiliki oleh orang lain atau teman kita.

Perasaan ini juga pernah dialami oleh Saul. Ketika rakyatnya lebih mengelu-elukan Daud yang pada waktu itu hanya menjadi kepala prajurit, dia sangat marah. Dia merasa lebih layak menerima pujian dan sanjungan dari rakyatnya karena dia seorang raja. Ketika berperang melawan orang-orang Filistin, kemenangan demi kemenangan mampu diraih Daud karena Tuhan menyertai dia.

Apalagi ketika Daud mampu mengalahkan pendekar kebanggaan Filistin yaitu Goliat. Setelah pulang dari medan peperangan, Daud memperoleh sambutan luar biasa dari rakyat dan para wanita Israel. “...…ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel menyongsong raja Saul sambil menyanyi dan menari-nari dengan memukul rebana, dengan bersukaria dan dengan membunyikan gerincing dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: ‘Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.’ ” (1 Samuel 18:6-7).

Tentu hal itu membuat Saul tersinggung dan marah besar. Dia benar-benar sakit hati dan merasa diremehkan oleh rakyatnya, dan itu membuat Saul sangat membenci Daud! Kebencian Saul semakin memuncak saat roh jahat menguasainya. Ketika Daud sedang memainkan kecapi memuji-muji Tuhan, Saul melemparkan tombaknya hendak membunuh Daud, tetapi tidak berhasil karena Tuhan senantiasa menyertai Daud.

Sejak saat itu Saul berikhtiar untuk membunuh Daud, karena baginya, Daud ibarat duri dalam daging yang harus segera dimusnahkan. Namun yang terjadi dalam kehidupan Daud justru sebaliknya: “Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia.” (1 Samuel 18:14), dan “…Daud lebih berhasil dari semua pegawai Saul, sehingga namanya sangat masyhur.” (1 Samuel 18:30).

Sahabat-sahabat RHK, jangan biarkan iri, dengki, kebencian dan dendam berdiam dalam hatimu. Nikmati dan syukuri segala yang engkau miliki saat ini. Tidak perlu membanding-bandingkan berkat dan kemampuan yang diterima oleh orang lain dengan diri kita.

Percayalah, Tuhan tidak pernah salah dalam memberikan berkat dan kasih karunia-Nya kepada setiap orang. Semua itu mempunyai maksud dan tujuan dalam setiap kehidupan kita. Ingatlah, berkat yang besar akan mempunyai tanggung jawab yang besar.

KEBENCIAN, IRI, DAN DENDAM AKAN MEMBAWA KITA
KEPADA DOSA DAN KEHANCURAN. 

MENJADIKAN IMPIAN TUHAN MENJADI KENYATAAN



Bacaan Alkitab : Yeremia 29:4-14

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11).

Ketika seorang ibu sedang mengandung anaknya, sudah pasti dia punya mimpi dan harapan agar anaknya kelak menjadi anak yang sukses dan bisa dibanggakan.
Demikian halnya dengan Tuhan, sudah merancang hidup kita, jauh sebelum kita mengenal-Nya dan sebelum kita lahir ke dunia. Tuhan mempunyai harapan, impian, dan rancangan yang sangat baik buat kita.

Detik dimana kita bertobat, Tuhan mulai menanam impian-Nya di hati kita. Dia mengkomunikasikan mimpi-Nya melalui firman-Nya. Semakin kita setia mengikut Tuhan, maka semakin kuat pengaruh mimpi itu.

Salah satu impian Tuhan tertulis di Yeremia 29:11 yang berbunyi: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Tuhan sudah mempersiapkan masa depan yang baik untuk kita semua. Seperti seorang ibu yang punya rancangan-rancangan yang baik bagi anaknya, demikian juga Tuhan. Namun ada perbedaan antara impian seorang ibu dan impian Tuhan.
Impian Tuhan akan hidup selamanya dalam roh kita. Impian Tuhan tidak akan mati asalkan kita tidak menyimpan kepahitan, kecewa dan kuatir. Diperlukan kerjasama untuk membuat impian Tuhan terlaksana dalam hidup kita.

Ada dua hal yang perlu dilakukan agar mimpi Tuhan menjadi realita.

Pertama, kita harus rela bersabar menanti manifestasi/perwujudan mimpi tersebut. Yusuf menunggu selama 13 tahun (dari umur 17 sampai 30 tahun) agar mimpi dan rencana Tuhan digenapi dalam hidupnya.

Kedua, kita harus selalu menjaga hati agar mimpi itu tetap hidup. Setan selalu mencoba mencuri mimpi Tuhan sebab dia tidak suka jika kita menjadi seperti yang Tuhan mau.

Setan selalu berusaha keras mematikan mimpi Tuhan pada hidup kita dengan menembakkan kepahitan, kekecewaan dan kuatir di hati kita. Dia juga akan melemparkan berbagai godaan supaya kita jatuh dalam dosa dan kehilangan mimpinya Tuhan.

Yusuf mengalami godaan di rumah Potifar melalui istri Potifar. Tetapi Yusuf menjaga hati sepenuhnya untuk mimpi Tuhan. Hanya dibutuhkan beberapa tahun lagi sebelum mimpi Tuhan bagi Yusuf tercapai, yaitu menjadi perdana menteri di Mesir.

Apakah Saudara mengetahui mimpi Tuhan dalam hidup Saudara?

Jika belum, mintalah kepada Tuhan supaya Dia mewahyukan mimpi-mimpi- Nya di hati Saudara, agar Saudara mengetahui kemana Tuhan membawa hidup Saudara. Mimpi-Nya tersedia bagi semua orang percaya.

Tuhan tidak memandang apakah seseorang itu baru bertobat atau sudah lama menjadi anak Tuhan. Bagi-Nya yang terpenting adalah percaya dan setia melakukan firman-Nya.

Karena banyak orang yang mengaku anak Tuhan, tapi masih sulit untuk percaya akan kuasa dan kehebatan Tuhan, dan bahkan sering melakukan hal-hal yang tidak disukai oleh Tuhan; masih menyimpan kepahitan, kecewa, kuatir, suka gosip, berzinah, menipu, korupsi, sombong, angkuh, suka meninggikan diri, dan sebagainya.

Jadilah setia kepada-Nya dan jadilah percaya, maka mimpi Tuhan itu akan menjadi milik Saudara.

KESABARAN DAN KESETIAAN AKAN MEMBAWAMU MENUJU PUNCAK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK.

JANGAN BERSAHABAT KARENA STATUS



Bacaan Alkitab : Yakobus 4:1-10

Banyak orang yang mengambil hati orang dermawan, setiap orang bersahabat dengan si pemberi. Orang miskin dibenci oleh semua saudaranya, apalagi sahabat-sahabatnya, mereka menjauhi dia. Ia mengejar mereka, memanggil mereka tetapi mereka tidak ada lagi. (Amsal 19:6-7).

Bagi kita yang bekerja di sebuah perusahaan, tentu mengenal rekan-rekan kerja kita. Dan biasanya kita akan sangat dekat dan akrab dengan rekan-rekan kerja yang satu divisi/departemen dengan kita. Tentunya kita juga mengetahui nama dari rekan-rekan kerja kita.

Di sebuah perusahaan advertising, ada seorang pemuda bernama Anto. Dia bertugas mendistribusikan surat untuk para staf di perusahaan itu. Pekerjaannya terlihat sangat sederhana. Apa lagi jika dibandingkan dengan copywriter, art design, marketing yang dianggap penting karena memberi kontribusi lebih nyata pada perusahaan.

Mungkin karena itu, keberadaannya sering diabaikan. Tak banyak yang tahu namanya. Mereka hanya mengenalnya sebagai si pembawa dokumen. Hingga suatu kali, Anto tidak masuk selama beberapa hari. Tak urung, kantor jadi kacau karena surat tidak dapat terdistribusikan dengan baik.

Dalam keadaan seperti itu, barulah orang merasakan betapa pentingnya kehadiran seorang Anto.
Tanpa disadari, kita seringkali kurang memperhatikan rekan kerja yang bagiannya lebih rendah. Mungkin, karena kita menganggap bergaul dengan mereka tidak banyak membawa keuntungan.

Manusia seringkali menghargai seseorang karena statusnya. Padahal status itu hanyalah buatan manusia dan tidak kekal. Sedangkan di hadapan Tuhan status kita adalah sama, yaitu anak-anak-Nya yang berhak menerima keselamtan karena cinta dan belas kasihan Allah.

Jadi, rasanya tidak layak jika kita tidak menghargai orang lain hanya karena statusnya lebih rendah dari kita. Tuhan senang dengan orang yang rendah hati. Marilah kita mengasihi dan memperhatikan sesama kita, tanpa memandang statusnya.


JANGAN MEMANDANG ORANG LAIN HANYA SEBATAS KULIT LUARNYA SAJA,
KARENA ITU ADALAH KEBODOHAN YANG SANGAT MEMALUKAN.

http://www.yesmaya.co.cc/2012/07/jangan-bersahabat-karena-status.html

KRISIS IMAN


Bacaan Alkitab : Mazmur 119:50-67

Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang pada janji-Mu. (Mazmur 119:67).

Suatu ketika ada seorang Kristen yang berkata bahwa ia sudah kehilangan iman. Dia mengatakan bahwa menaruh pengharapan pada janji-janji Allah adalah sia-sia. Menurutnya, pengharapan tidak dapat menjamin kapan waktu tergenapinya apa yang diharapkannya, karena dia butuh jawaban saat itu juga. Rangkaian kata-kata Alkitabiah dan kata-kata motivasi untuk menguatkan iman seakan-akan sudah tidak berarti lagi. Sudah terlalu lama dia menunggu jawaban dan dia sudah tidak bisa lagi bertahan dalam imannya, dan sudah tidak bisa bertahan menunggu jawaban dari janji-janji Allah.

Mungkin kita juga sering mengalami dan berbuat hal demikian. Kita mulai berpikir dan berkompromi dengan keadaan, mengandalkan pikiran dan logika kita masing-masing. Kemudian bertindak diluar kehendak Allah dan berusaha membuktikan bahwa keputusan yang kita ambil adalah baik dan benar, setidaknya untuk saat ini.

Jika kita memperhatikan kisah hidup orang-orang pilihan Tuhan, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, mereka juga menghadapi perkara yang sama. Mereka menghadapi suatu masa di mana Tuhan kelihatannya diam dan seolah-olah membisu ketika mereka benar-benar sangat membutuhkan jawaban. Namun mereka tetap percaya dan mempertahankan imannya, walaupun mereka harus berjuang untuk mempertahankannya.

Saat ini kita hidup di jaman yang penuh dengan hari-hari yang semakin jahat, persaingan ketat, ekonomi dan keuangan semakin sulit, pendidikan semakin susah, dan berbagai kesulitan lainnya. Itu sebabnya, kita juga harus berjuang untuk tetap percaya dan mempertahankan iman kita kepada Kristus. Percayalah bahwa Tuhan akan menggenapi semua janji-janji-Nya dalam hidup kita, dan akan memberikan yang terbaik dalam hidup kita.

JANJI TUHAN ADALAH KEPASTIAN BAGI IMAN YANG SEDANG TERGONCANG

http://www.yesmaya.co.cc/2012/07/krisis-iman.html

Bacaan Alkitab : Yakobus 3:1-12



Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi. (Yakobus 3:9-10).

Hampir setiap hari kita mengeluarkan kata-kata, baik kepada saudara, sahabat, adik, kakak, teman sekolah, teman kerja, dan setiap orang-orang yang kita ajak bicara. Menurut survey yang dilakukan oleh Allan & Barbara Pease, mereka mengklaim bahwa wanita berbicara sebanyak 6000-8000 kata per hari, sedangkan pria hanya menggunakan 2.000-4.000 kata. Bahkan Brizendine memberikan klaim yang lebih menakjubkan, wanita berbicara 20.000 kata sehari, sementara pria hanya menggunakan 7.000 kata.

Jika kata-kata yang kita ucapkan setiap hari sebanyak itu, maka besar kemungkinan ada beberapa atau bahkan mungkin lebih banyak jumlah perkataan yang berisikan hal-hal buruk. Gosip, hujatan, hinaan, cercaan, makian, kata-kata negatif, kebohongan, semua itu bagaikan kebiasaan yang mengisi perkataan kita setiap hari.

Tuhan Yesus sudah mengingatkan kita akan hal ini. "Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum." (Matius 12:36-37). Itu artinya, segala kata yang keluar dari mulut kita, baik yang kita sadari maupun tidak kita sadari, haruslah kita pertanggungjawabkan kelak pada hari penghakiman. Ini jelas merupakan sesuatu hal serius yang harus kita sikapi dengan baik sejak dini.

Setiap kata-kata yang keluar dari mulut kita memberi pengaruh bagi orang-orang yang berkomunikasi dengan kita, baik itu pengaruh yang positif atau pengaruh yang negatif. Kata-kata negatif tentu saja akan memberi pengaruh negatif, sayangnya kadang kita tidak meyadari bahwa kata-kata yang kita ucapkan bisa menghancurkan hidup seseorang.

Seorang ibu yang bermaksud baik terus menerus mengomeli putranya bahwa dia pemalas, nakal, nilainya buruk, dan tidak mempunyai masa depan. Percaya atau tidak hal tersebut akan tertanam dalam pikiran anaknya, dan itulah yang akan didapatkannya, hidup dengan masa depan suram. Dalam hal ini si ibu telah mengucapkan kutuk bagi anaknya sendiri. Karena di mulut kita ada kuasa, maka kita harus menjaga setiap ucapan yang keluar dari mulut kita, agar tidak menjadi kutuk bagi orang lain, melainkan berkat yang melimpah.

Untuk para orangtua, berkati anak-anakmu dengan “kata-kata berkat” yang akan membangkitkan iman dan semangatnya. Nyatakan betapa berartinya mereka bagimu dan nyatakan hal-hal baik dan itu akan tersimpan dalam masa depannya. Ucapkan kepada anak-anakmu kata-kata yang luar biasa seperti “John, kamu adalah pahlawan papa”; “Mama bangga padamu”; “Lisa, kamu adalah pemberian Tuhan yang terindah dalam hidup papa dan mama”. Ucapkan setiap hari dan setiap saat, agar anak Anda dapat merasakan kasih Tuhan melalui Anda.

Untuk para suami, sadarilah bahwa kata-kata yang keluar dari mulutmu mempunyai kuasa atas kehidupan istrimu. Dan biarlah kata-kata yang keluar dari mulutmu akan memberi sukacita bagi istrimu, sehingga istri akan merasa dihargai dan dikasihi. Salah satu penyebab terbesar sakit mental dan emosional seorang istri adalah karena mereka merasa tidak dihargai oleh suaminya.

Untuk para isteri, tahan setiap perkataan yang akan membuat suamimu marah dan merasa tidak dihargai. Ketika suami pulang kerja, sambutlah dengan perkataan yang menyenangkan hati dan membuat suamimu merasa dihargai dan dicintai, maka buatlah semua kelelahannya hilang setelah bekerja sepanjang hari. Banyak suami merasa “enggan” untuk pulang cepat-cepat ke rumah karena “jenuh” menghadapi keluhan dan perkataan isterinya di rumah.

Jadi penting bagi suami maupun istri yang ingin menyaksikan Tuhan memberikan keajaiban-keajaiban dalam kehidupan rumah tangga, untuk mulai mengucapkan berkat, pujian kepada pasangan masing-masing.

Untuk para suami dan istri ucapkanlah selalu kata “I Love You”; “Honey”; “Engkau Adalah Anugerah Terindah Yang Diberi Tuhan Dalam Hidupku”; “Aku Sayang Kamu”; “Suamiku Ganteng”; “Istriku Cantik”, dan lain sebagainya. Ucapkanlah setiap hari dan setiap saat, karena pasangan Anda perlu untuk mengetahuinya.

Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan. (Amsal 11:9).

http://www.yesmaya.co.cc/2012/07/di-mulutmu-ada-kuasa.html

PENDERITAAN DALAM IMAN KRISTEN



Bacaan Alkitab : Ayub 1:1-22

"Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:21)

Kita mengetahui bahwa keadaan di jaman sekarang ini sudah sangat jauh berbeda dengan 10 atau 20 tahun yang lalu. Semuanya serba sulit, baik ekonomi, pekerjaan, karir, pendidikan, kehidupan rumah tangga dan yang lainnya. Tidak sedikit umat Tuhan yang “jatuh bangun” dalam usaha maupun pekerjaan. Berbagai macam penderitaan dan masalah yang kita hadapi saat ini.

Tapi kita sebagai orang yang percaya kepada Kristus harus tetap kuat dan punya pengharapan. Jangan pernah biarkan masalah dan penderitaan itu sebagai alasan untuk tidak percaya kepada Tuhan atau bahkan meninggalkan Tuhan. Kita harus mampu dan mau melihat sisi positif dari setiap penderitaan kita. Memang benar bahwa cobaan dan penderitaan itu bukan berasal dari Tuhan, namun kita harus ingat bahwa terkadang Tuhan juga mengijinkan semua itu terjadi kepada kita.

Tentu kita sudah mengetahui kisah tentang Ayub. Dia adalah seorang hamba Tuhan yang sangat taat. Selama hidupnya, Ayub tidak pernah mengalami tantangan dan masalah dari manapun. Ini terjadi karena Tuhan selalu menyertai dan memberkati setiap hal yang dikerjakannya. Di dalam kondisi yang serba aman, hidup enak, usahanya diberkati dan nyaris semua hal yang dijalaninya berjalan dengan baik, rasanya tidak terlalu sulit untuk hidup di dalam ucapan syukur dan terus setia kepada Tuhan. Karena tidak ada yang membuat Ayub meragukan kuasa Tuhan. Tapi iman itu sekarang diuji dengan penderitaan. Tuhan mengijinkan iblis untuk mencobai Ayub dan kita dapat melihat bahwa semua yang Ayub punyai hilang dalam waktu sekejap.

Dari kisah Ayub ini, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa penderitaan itu di ijinkan oleh Tuhan dengan beberapa maksud dan tujuan.

1. Penderitaan Untuk Menguji Iman.

Dengan semua musibah yang dialami Ayub, kita tahu bahwa Ayub tetap setia kepada Tuhan. Ayub berhasil dengan baik melewati ujian terhadap imannya. Terbukti ia tetap memuji Tuhan dan menyadari bahwa semua yang ia miliki adalah semata-mata titipan dari Tuhan. Sehingga kapan saja Tuhan mau mengambilnya Ayub sudah mempersiapkan mentalnya.

Tuhan selalu ingin menguji kualitas iman kita. Ujian yang dipakai Tuhan bermacam-macam. Kita melihat bagaimana Allah menguji iman Ayub dengan harta, kesuksesan dan rasa aman. Kemudian Allah menguji iman Ayub dengan mendatangkan malapetaka dan musibah beruntun. Dengan musibah yang dialaminya, apakah Ayub meninggalkan Tuhan? Tidak, Ayub justru menyembah Tuhan dengan sikap sujud. Di dalam penderitaan yang dialaminya, iman Ayub tidak goyah.

Banyak orang MAMPU BERTAHAN ketika dicoba dengan segala macam kesuksesan, kemewahan dan juga rasa aman, tetapi TIDAK MAMPU BERTAHAN dengan kondisi sulit. Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh dekat dengan Tuhan yang dapat mempercayakan hidupnya ke dalam tangan Tuhan.

Saat ini kita sering melihat banyak orang yang sombong dengan harta dan pekerjaannya. Disaat usaha dan karirnya maju pesat, terkadang lupa dengan kebaikan Tuhan sehingga waktunya dihabiskan untuk mengurus hartanya. Dan yang paling parah, ia lupa untuk beribadah kepada Tuhan. Setiap hari sibuk dengan berbagai macam urusan dan bisnis. Kita mungkin sering mendengar dan menyaksikan sendiri bahwa dering HP lebih penting dari firman Tuhan yang sedang diberitakan. Tidak sedikit orang yang menjadi kaya kemudian merasa hidupnya tidak membutuhkan Tuhan.
Ternyata Ayub bukanlah orang yang gila harta, ia tetap sadar bahwa Tuhan adalah segala-galanya, jauh di atas kekayaannya.

Bagaimana dengan kita? Ketika hidup kita aman, nyaman, dan nyaris semua hal yang kita kerjakan sukses, apakah kita mampu untuk tetap setia mengikut Tuhan atau justru mulai mengesampingkan Tuhan?

2. Penderitaan Untuk Mempermalukan iblis.

Pekerjaan iblis selalu mendatangkan berbagai macam penderitaan bagi manusia. Iblis mendustai manusia, mendakwa manusia dengan dosa, mendiami, dan merasuki seseorang.

Di dalam kisah Ayub ini, ketika terjadi dialog antara iblis dengan Allah, menurut iblis Ayub menjadi orang yang setia karena pertolongan Tuhan dalam beberapa hal seperti berikut:

Pertama: Rasa Aman (Ayub 1:10). Di dalam pandangan iblis adalah wajar jika Ayub teguh beriman kepada Tuhan, karena Tuhan yang melindungi dan memagari rumahnya dari berbagai macam marabahaya. Ayub dapat hidup dengan tenang, aman, dan tanpa gangguan apapun dari pihak luar. Iblis meminta kepada Tuhan untuk tidak lagi memberikan rasa aman, dan iblis dengan sangat yakin bahwa Ayub akan meninggalkan Tuhan.

Kedua: berkat di dalam pekerjaan (Ayub 1:10). Argumentasi kedua dari iblis yaitu Ayub bertahan dan setia kepada Tuhan karena hidup dan pekerjaannya diberkati oleh Tuhan. Dengan kata lain jika Tuhan tidak memberkati hidupnya, Ayub tidak akan menyembah Tuhan.

Dengan kedua alasan itu, iblis kemudian meminta Tuhan untuk mencabut berkat-Nya dari kehidupan Ayub dan tidak lagi memberi perlindungan, maka Ayub pasti akan meninggalkan Tuhan. Kita melihat bahwa ternyata iblis selalu berusaha untuk menjatuhkan iman dari setiap anak-anak Tuhan.

Akihrnya kita melihat bahwa Tuhan kemudian mengijinkan iblis menjalankan rencananya untuk mendatangkan penderitaan bagi Ayub. Tetapi satu hal yang harus kita pegang teguh bahwa “iblis sama sekali tidak berkuasa atas nyawa Ayub”. Apa yang diperbuat iblis di dalam hidup Ayub terjadi karena ijin Tuhan. Sepintas kita melihat bahwa iblis sukses menghancurkan semua yang Ayub miliki yaitu harta, keluarga serta tubuh Ayub sendiri.

Di dalam kejadian ini kita melihat bahwa Tuhan memakai iblis untuk menguji iman Ayub. Itu berarti semua kekuasaan ada di tangan Tuhan. Termasuk pekerjaan setan pun dikendalikan oleh Tuhan. Namun pada akhirnya apa yang disampaikan oleh iblis tidak terjadi. Setelah iblis menghancurkan kehidupan Ayub, ternyata Ayub tetap memegang iman percayanya kepada Tuhan. Ini dapat kita lihat dari sikap Ayub : “Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut” (Ayub 1:20-22).

Kemenangan ada dipihak anak Tuhan yang tetap setia, sekalipun hidupnya hancur, sekalipun secara manusia sangat menderita, sekalipun semua yang dipunyainya hilang dengan cara yang sangat menyakitkan.

Allah kemudian MEMPERMALUKAN iblis dengan menunjukkan bahwa Ayub tetap tegar dan terus berdiri teguh di dalam imannya. Tuhan selalu berpihak kepada anak-anakNya dan tidak akan membiarkan iman kita digoyahkan oleh pekerjaan iblis. Di dalam penderitaan yang kita alami saat ini, TETAPLAH SETIA kepada Tuhan, maka iblis dipermalukan.

3. Penderitaan Untuk Menyatakan Kuasa-Nya

Prinsip kebenaran berikutnya adalah bahwa di dalam penderitaan yang dialami oleh Ayub justru semakin NYATA kuasa dan pemeliharaan Allah. Iblis hanya dapat menghancurkan hal-hal yang lahiriah tetapi tidak dapat mengganggu iman dan nyawa yang diberikan Allah. Di dalam penderitaan yang Ayub alami, nyawa dan keselamatan Ayub sama sekali tidak terancam, tetapi semakin aman di dalam perlindungan Allah.

Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus dalam Roma 8:35-39 berikut ini:

“Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan." Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”

Hidup di dalam Tuhan berarti kita berjalan di dalam anugrah berlimpah. Walau pun kita menderita oleh berbagai macam hal tetapi Allah tidak membiarkan kita melangkah sendirian. Semakin kita menderita maka semakin nyata kuasa Allah yang kita rasakan. Allah tidak meninggalkan Ayub sendirian. Ia hadir, Ia menopang, Ia menguatkan bahkan senantiasa menghibur.

Tentu kita semua pernah diperhadapkan dengan berbagai macam masalah dan penderitaan. Bukankah di saat-saat seperti itu kita benar-benar merasakan bahwa Tuhan itu sungguh teramat baik dan selalu hadir di hidup kita?

ALLAH MEMPUNYAI RIBUAN CARA UNTUK MENOLONG DAN MEMELIHARA HIDUP KITA. TETAPLAH MEMUJI TUHAN DAN HIDUP DI DALAM UCAPAN SYUKUR. KEHENDAK DAN CARA KERJA TUHAN ADALAH YANG TERBAIK BAGI HIDUP KITA.

http://www.yesmaya.co.cc/2012/07/penderitaan-dalam-iman-kristen.html

#MUSUH MENJADI KEUNTUNGAN#



Bacaan Alkitab : 1 Samuel 18:21-29

Maka makin takutlah Saul kepada Daud. Saul tetap menjadi musuh Daud seumur hidupnya. (1 Samuel 18:29).

Suatu kali saya pernah bertemu dengan seorang pimpinan redaksi sebuah penerbitan buku yang sudah cukup maju. Dalam obrolan itu, ada sebuah ungkapan yang membuat saya terkejut saat mendengarnya. Pimpinan itu berkata, “Saya lagi bingung. Saya merasa tidak ada musuh. Jadi saya merasa takut kalau tidak ada ancaman”.

Saya jadi bertanya-tanya dengan hal ini. “Bukankah lebih bagus kalau tidak ada musuh? Bukankah kita akan lebih tenang jika tidak ada kompetitor dalam usaha kita?” Saya pun kemudian menanyakan alasannya dan pimpinan itu dengan bijaksana menjawab, “Sekarang perusahaan saya berada di level atas. Jika tidak ada musuh atau kompetitor yang selevel, kami akan menjadi sombong. Akibatnya kami bisa lengah dan kehilangan motivasi untuk menghasilkan buku-buku yang berkelas bagi pelanggan kami.”

Bagi Saul, Daud adalah kompetitor dan musuh yang sangat menakutkan. Saul sangat takut jika jabatan raja itu diambil oleh Daud. Sehingga timbul dalam hatinya kebencian yang besar untuk menyingkirkan Daud. Itu sebabnya mengapa Saul tidak bisa berubah hidupnya. Ketakutan dan kebencian telah mematikan motivasinya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Orang yang berpikir positif akan berkata bahwa munculnya kompetitor baru adalah sebuah keuntungan. Mengapa? Karena ia bisa belajar rendah hati, belajar untuk makin kreatif serta bertumbuh pada kedewasaan. Bukankah ini sebuah keuntungan?

SEMAKIN BANYAK MUSUH DAN SEMAKIN BANYAK TANTANGAN,
AKAN MENJADIKAN KITA MAKIN KREATIF.

http://www.yesmaya.co.cc/2012/06/musuh-menjadi-keuntungan.html

MENGINGKARI PERJANJIAN



Bacaan Alkitab : Ulangan 4:23-40

Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian TUHAN, Allahmu,-
... (Ulangan 4:23).

Pernahkan Anda membuat sebuah perjanjian dengan orang lain? Jika pernah, tentu Anda mengetahui dengan pasti isi dari perjanjian tersebut. Dalam perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak sudah pasti mempunyai beberapa butir-butir kesepakatan. Dan kesepakatan tersebut dipastikan tidak akan merugikan pihak manapun dan tidak ada yang merasa dirugikan di kemudian hari. Sebagai tanda kesepakatan, perjanjian itu akan disertai dengan materai dan tanda tangan.

Dalam kekristenan juga mengenal sebuah perjanjian, yaitu perjanjian dengan Tuhan Yesus. Perjanjian itu diadakan dengan pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib, dan sebagai “materai” nya adalah Darah-Nya. Siapapun yang menerima perjanjian-Nya dengan menerima baptisan dalam Nama-Nya harus memperhatikan butir-butir perjanjian dengan-Nya, supaya nanti jangan terkejut apabila ditolak oleh-Nya, kata-Nya : “Aku tidak npernah mengenal kamu. Enyahlah daripadaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” (Matius 7:23). Oleh sebab itu, jangan pernah mengingkari Perjanjian Allah ini.

Sebagai umat Tuhan, marilah kita hidup dalam “Perjanjian Allah”. Ia yang telah memanggil kita, telah menetapkan supaya kita hidup di dalam berkat dan kasih karunia-Nya. Semua diberikan-Nya bagi setiap kita yang mendengarkan suara Tuhan, taat dan setia melakukannya. Dia tidak akan lalai menepati janji-Nya. Setiap janji-Nya akan digenapi dalam kehidupan kita. Tidak ada siapapun yang dapat menghalangi berkat Tuhan dating kepada kita, ketika kita tetap berada di dalam kasih-Nya. Walaupun ada orang-orang yang ingin mencelakai kita, tetapi ketika kita tetap berada di dalam Tuhan, maka Tuhan akan menyatakan perlindungan-Nya bagi kehidupan kita. Dan tidak aka nada satu orang pun yang akan dapat mencelakai kita.

TUHAN TIDAK PERNAH LALAI MENEPATI JANJI-NYA

http://www.yesmaya.co.cc/2012/06/mengingkari-perjanjian.html

#TRUST AND FEAR#



Bacaan Alkitab : Yesaya 41 : 8 - 10

Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.(Yesaya 41:10).

Rina adalah seorang pelajar yang akan menghadapi ujian. Setiap hari ia selalu belajar agar dapat menjawab soal-soal ketika ujian. Namun, walaupun sudah belajar, ia masih merasa takut tidak bisa menjawab soal yang di ujikan. Ketakutan itu membuat rasa percaya dirinya berkurang, demikian juga dengan rasa percayanya kepada Tuhan. Akibatnya, hasil ujiannya tidak maksimal karena ia membiarkan rasa takut mempengaruhi dirinya.

Iman dan rasa takut seringkali berjalan berdampingan. Keduanya berkaitan dengan apa yang ada di dalam hati manusia, namun akan terlihat dari luar. Orang yang beriman harus mewujudkan imannya melalui tindakan nyata.. Seseorang tidak bisa menjadi percaya dan dalam waktu bersamaan mengalami rasa takut yang amat sangat karena keduanya memiliki efek saling melemahkan. Percaya akan melemahkan rasa takut dan sebaliknya. Terkadang kita mendengar orang berkata, "Saya percaya sih, tapi...". Kata "tapi" juga harus dibuang jauh-jauh ketika kita memutuskan untuk mempercayai Tuhan.

Allah tidak pernah memberikan roh ketakutan kepada umat-Nya, sebaliknya, Dia terus menerus memberikan motivasi untuk meneguhkan dan menguatkan hati ketika rasa takut atau khawatir mulai menyergap sehingga kita tidak dikalahkan oleh perasaan negatif tersebut. "Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan" (Yesaya 41 : 10). Jika manusia yang berjanji, kita bisa menyangsikannya, tetapi ini adalah Tuhan sendiri yang berkata-kata, masakan kita akan meragukan-Nya?

Hidup memang penuh perjuangan, namun semuanya akan lebih mudah jika kita melibatkan Tuhan di dalamnya. Ketakutan tidak akan bermanfaat di dalam hidup Anda, sebaliknya, iman yang benar kepada Tuhan justru dapat membuat Anda mengalami perkara-perkara yang ajaib bersama dengan Tuhan. Hidup dengan rasa takut atau penuh percaya adalah pilihan. Manakah yang Anda pilih?


Jangan duetkan iman dan ketakutan dalam hidup Anda, karena keduanya saling melemahkan.

http://www.yesmaya.co.cc/2010/05/trust-vs-fear.html

MAKANAN DAN FIRMAN



Bacaan Alkitab : Yeremia 15:15-21

Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku,.... (Yeremia 15:16).

Pernahkah Saudara mengalami lapar? Tentu setiap orang pernah merasakan lapar. Jika rasa lapar itu sudah semakin kuat, biasanya tubuh kita gemetar, lemas, dan tidak bisa konsentrasi dalam berpikir maupun bekerja. Jika kita sedang berada di rumah, mungkin kita akan cepat-cepat bergegas ke dapur membuka lemari makanan lalu memakannya. Atau mungkin jika kita sedang bekerja di kantor atau sedang berada di sekolah, tentu sudah tidak sabar ingin cepat-cepat keluar dan membeli makanan di kantin. Jika sudah lapar, apapun makanannya pasti terasa lezat, terkadang kita sudah tidak perduli dengan kondisi makanan yang kita makan.

Di jaman sekarang ini, banyak orang menjadi perampok, pencuri, pembunuh, dan perbuatan kriminal lainnya. Semua itu mereka lakukan dengan berbagai alasan, diantaranya adalah untuk mengisi perutnya dan juga keluarganya. Tentu apa yang mereka lakukan itu semuanya salah dan tidak berkenan dihadapan Tuhan. Namun dari semua itu, kita bisa melihat betapa pentingnya makanan nagi kehidupan manusia. Karena melalui makanan manusia akan mengalami pertumbuhan dan memiliki sumber energi sehingga mampu melakukan aktifitas dan bekerja dengan baik, dan tentunya bisa bertahan hidup.

Kehidupan rohani juga seperti itu, kita membutuhkan makanan rohani. Banyak orang yang mengaku sebagai orang percaya, namun sangat jarang sekali mengisi hidupnya dengan makanan rohani. Mereka terlena dan terlalu sibuk dengan kegiatan maupun pekerjaannya setiap hari. Mereka beranggapan bahwa pekerjaan dan mencari uang itu lebih penting dibandingkan membaca alkitab, mendengar firman, dan ibadah. Karena menurut mereka, semua itu bisa dilakukan ketika meeka sudah tua. Ini adalah pemikiran dan pemahaman yang salah. Kitab Mazmur menulis ciri dari kehidupan orang percaya yaitu bahwa Firman Allah menjadi kesukaannya (makanannya), sehingga siang dan malam Firman itu direnungkannya (Mazmur 1:2), dan sebagai akibatnya ia akan mengalami pertumbuhan rohani, imannya semakin kuat, sekalipun di dalam perjalanan hidupnya ada banyak badai persoalan yang menerpa, dia akan memperoleh kekuatan dan pembaharuan.

Oleh sebab itu, selagi masih ada kesempatan, janganlah kita menyia-nyiakan berkat makanan rohani yang datang kepada kita, tetapi marilah kita nikmati demi suatu kehidupan yang kekal di sorga nanti. (Samuel Sadusi).

ORANG YANG ENGGAN DAN TIDAK PERDULI DENGAN PERTUMBUHAN
ROHANINYA ADALAH ORANG-ORANG YANG TIDAK SIAP KE SORGA.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

http://www.yesmaya.co.cc/2012/06/makanan-dan-firman.html

KAYA DI DALAM TUHAN



Bacaan Alkitab : Ulangan 8:1-20

Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, …. (Ulangan 8:18).

Banyak orang berpikir bahwa menjadi kaya adalah sebuah dosa. Itu sebabnya mereka tidak pernah mengalami kelimpahan. Padahal Tuhan menginginkan agar anak-anak-Nya diberkati sehingga bisa MENJADI BERKAT BAGI BANYAK ORANG. Sebagian orang lagi menganggap bahwa mereka memang ditakdirkan dan dilahirkan untuk hidup susah, maka jadilah menurut pikiran dan iman mereka.

Keinginan yang kuat ditambah dengan kerja keras akan menghasilkan sebuah kesuksesan. Kita harus membuat cita-cita yang jelas di dalam benak kita, lalu mewujudkannya dengan action. Karena itu, penting bagi kita untuk menuliskan cita-cita kita pada sehelai kertas, bahkan bila perlu memberi pigura dan memasangnya di tempat yang selalu terlihat.

Dengan menuliskannya, kita bisa mendapatkan tenaga untuk mewujudkannya. Percayalah, apapun yang dapat kita visualisasikan dengan jelas dan benar-benar menginginkannya dan dengan tulus meyakininya dan secara antusias mengambil tindakan, akhirnya apa yang kita inginkan akan menjadi kenyataan. Dan tentunya tidak lupa berdoa dan meminta kepada Tuhan yang punya segala kekayaan.
Kemakmuran berbicara tentang bagaimana kita mengelola kekayaan yang Tuhan beri dengan bijak, termasuk tentang PERPULUHAN.

Banyak orang yang salah dalam mengelola kekayaan yang mereka miliki. Mereka menganggap bahwa apa yang mereka miliki saat ini adalah karena kerja keras, kekuatan, dan kepintaran mereka sendiri, sehingga mereka lupa dan bahkan tidak mau menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan, walaupun itu saudara mereka sendiri. Dan lebih parahnya lagi, mereka lupa kepada Tuhan, lupa berterima kasih kepada Tuhan, dan lupa mengembalikan apa yang menjadi bagian Tuhan.

Tokoh-tokoh di dunia bisnis yang sukses besar seperti John D. Rockefeller, Heinz, dan Colgate memberikan apa yang menjadi hak-Nya Tuhan. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengembalikan apa yang menjadi bagian Tuhan?

BERHENTILAH MEMIKIRKAN KEKAYAAN SEBAGAI KEBURUKAN,
DAN KEMISKINAN SEBAGAI KEBAJIKAN

http://www.yesmaya.co.cc/2012/06/kaya-di-dalam-tuhan.html

SAAT KITA TAK BERDAYA



Bacaan Alkitab : Matius 4:1-11

"Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus." (Matius 4:2).

Iblis tahu benar bahwa setelah berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam Yesus pasti merasa lapar. Iblis berpikir inilah saat yang tepat untuk mencobai dan menjatuhkan Yesus. "Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu itu menjadi roti."" (ayat 3).

Yesus tidak emosi dengan membuktikan bahwa Ia adalah Anak Allah sehingga langsung mengubah batu menadi roti. Walaupun perut-Nya lapar, Yesus sadar betul dengan tidak menuruti permintaan Iblis untuk mengubah batu menadi roti. Tak perlu Ia membuktikan kuasanya mengubah batu menjadi roti untuk dapat disebut Anak Allah. Dia memang Anak Allah dan Dia tidak perlu mendemonstrasikan hal itu kepada Iblis, karena Iblis sendiri sudah tahu bahwa Yesus itu Anak Allah. Maka Yesus menjawab, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (ayat 4).

Banyak orang diserang dan dicobai Iblis pada waktu mereka sedang sakit atau dalam keadaan lemah tak berdaya, di kala sedang mengalami krisis ekonomi, membutuhkan uang, atau keluarga butuh biaya untuk pengobatan. Secepat kilat Iblis pun akan datang bak malaikat menawarkan pertolongan, seperti katanya kepada Yesus, "Dan Iblis membawaNya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadaNya semua kerjaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepadaNya: 'Semua itu akan kuberikan kepadaMu, jika Engkau sujud menyembah aku.' Maka berkatalah Yesus kepadanya: 'Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!' " (ayat 8:10).

Apabila Iblis berbisik atau teman mengajak kita untuk mencari pertolongan kepada kuasa gelap, dukun, paranormal dan sebagainya, janganlah takut untuk menolaknya! Pertolongan atau kekayaan yang diberikan Iblis hanyalah semu belaka, bahkan dapat menjerumuskan jiwa kita ke dalam kebinasaan kekal. Sebagai orang percaya, pertolongan kita hanya datang dari Tuhan, bukan dari yang lain. Gunakan firman Tuhan untuk mengusir Iblis, maka ia akan lari.

JIKA KITA MENGGUNAKAN FIRMAN TUHAN UNTUK MENGUSIR IBLIS ATAU SEGALA MACAM GODAAN, FIRMANNYA BEKERJA DAN DIA AKAN MEMBERI KEMENANGAN ATAS KITA.

http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/saat-kita-tak-berdaya.html