FAKTOR KEBERUNTUNGAN (Yosua 1:8)
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung."

Seberapa penting faktor keberuntungan dalam hidup kita? Dalam banyak hal, faktor keberuntungan memang bisa membawa perbedaan nyata. Keberuntungan itu datang pada saat yang tidak disangka-sangka dan tidak terduga. Tidak terprediksi dan tidak direcanakan. Menang undian, door prize, lucky draw, misalnya, itu kita sebut dengan keberuntungan. Bisa masuk ke perguruan tinggi padahal waktu ujian rasanya kurang yakin, itu kita sebut juga dengan keberuntungan. Seorang teman bahkan pernah berkata bahwa mendapatkan pasangan yang cantik itu sebagai sebuah keberuntungan, karena ia merasa dirinya seharusnya tidak mungkin bisa mendapatkan jodoh yang cantik seperti itu. Seorang striker bisa menjebol gawang setelah melewati beberapa pemain bertahan dari tengah lapangan dalam pertandingan sepak bola. Orang capai-capai menabung untuk membeli sesuatu, tahu-tahu kita bisa memperolehnya lebih dahulu. Itu pun kita sebut keberuntungan. The luck factor atau faktor keberuntungan setiap orang pun seringkali kita anggap berbeda-beda. Ada yang selalu, ada yang sering, ada yang jarang malah ada yang merasa bahwa ia justru sebaliknya, sial melulu. Orang biasa menganggap bahwa keberuntungan itu adalah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, tetapi ternyata Alkitab mengatakan bahwa keberuntungan pun datangnya dari Tuhan. Bagi kita sebuah keberuntungan bisa jadi mengejutkan, tapi itu tetap saja tidak akan pernah terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan.

Ketika Yosua menerima tugas maha berat sepeninggal Musa, ia sempat ragu dan gentar. Siapa yang tidak? Menuntun bangsa yang tegar tengkuk, pakar bersungut-sungut dan bandelnya minta ampun seperti Israel bakal sama rasanya dengan bunuh diri. Bayangkan seandainya anda ada di pihak Yosua, tidakkah anda pun merasakan hal yang sama? Tapi Tuhan dengan pasti memilih Yosua. Yosua sudah melalui proses pelatihan yang begitu panjang sejak menjadi abdi Musa di masa mudanya. Ia terus ada bersama Musa dan belajar mengenai kepemimpinan, dan tentunya merasakan langsung bagaimana penyertaan Tuhan terus menerus hadir dalam perjalanan panjang tersebut. Bahkan pada suatu kali ia pun turut serta ketika Musa berhadapan langsung dengan Tuhan, muka dengan muka di dalam kemah. "Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu." (Keluaran 33:11). Itu tentu saja bukan sebuah kebetulan, karena Yosua memang sudah dipersiapkan sejak awal oleh Tuhan. Tetapi tetap saja, ketika waktu bagi Yosua untuk memimpin tiba, ia merasa ragu dengan kesanggupannya. Dan Tuhan pun memberi nasihat kepadanya seperti yang bisa kita baca pada awal kitab Yosua, pada pasal 1. Dan disinilah kita kemudian menemukan kata "beruntung" yang ternyata punya kunci untuk kita peroleh. Perhatikan kedua ayat berikut:

"Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi." (ay 7)
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (ay 8)

Dua kunci diberikan Tuhan agar kita bisa beroleh keberuntungan, itu tertulis jelas pada kedua ayat tersebut. Kunci atau petunjuk itu adalah:
1. Kita harus menguatkan dan meneguhkan hati.
2. Merenungkan, memperkatakan dan melakukan Firman Tuhan
Kedua kunci inilah yang akan mampu membawa keberuntungan dalam hidup kita. Bahkan dalam ayat 8 kita bisa melihat bahwa tidak saja keberuntungan, tetapi keberhasilan pun menjadi bagian kita apabila kita melakukan tepat seperti apa yang diperintahkan Tuhan.

Ada perbedaan nyata antara sebuah keberuntungan dan keberhasilan. Keberhasilan adalah sebuah proses, sesuatu yang bisa kita raih dengan kerja keras, ketekunan dan perjuangan. Sebagai sebuah proses, keberhasilan itu butuh waktu, yang terkadang bisa sangat panjang. Keberhasilan bukanlah sebuah rejeki nomplok yang bisa kita raih dalam sehari saja. Sedang keberuntungan seperti yang saya sebut diatas adalah sesuatu yang datang tidak terduga. Lewat Firman Tuhan hari ini kita pun sadar bahwa keberuntungan bukanlah kebetulan semata, tetapi merupakan hasil dari campur tangan Tuhan setelah kita melakukan perintahNya.

Kata kuatkan dan teguhkan hatimu diulang hingga dua kali mulai dari ayat ke 6 dengan penekanan yang lebih dalam ayat ke 7. Ini menunjukkan betapa pentingnya hal ini untuk kita perhatikan dalam menjalani kehidupan kita. Betapa seringnya kegagalan justru berasal dari permasalahan internal dalam diri kita. Kita terlalu cepat putus asa, menyerah dalam menghadapi masalah. Tuhan tahu itu. Itulah sebabnya Tuhan menganggap penting untuk mengulang pesan ini hingga dua kali. Kemudian kita pun diingatkan agar tidak mengabaikan Firman Tuhan, tetapi haruslah membaca, merenungkan dan mengaplikasikannya. "Bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum.." kata Tuhan. Itu menyatakan keharusan agar kita tetap melangkah bersama Firman Tuhan. Dalam keadaan apapun, kita wajib berpegang erat pada Firman Tuhan. Yesus juga mengingatkan hal tersebut. "Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya." (Yohanes 15:7).

Bayangkan sebuah kehidupan yang dipenuhi oleh keberhasilan dan keberuntungan. Bukankah itu akan sangat membantu kita? Bukan salah satu, tetapi keduanya bisa kita peroleh lewat kunci yang telah diberikan Tuhan langsung. Taatlah, lakukanlah sesuai Firman Tuhan, dan tetap kuatkan serta teguhkan hati. Itu akan membawa hidup kita masuk ke dalam sebuah hidup dimana keberhasilan dan keberuntungan bukan lagi sesuatu yang langka untuk kita nikmati.

Keberhasilan dan keberuntungan bisa menjadi milik kita jika tahu kuncinya

HATI YANG MAU DIBENTUK


Bacaan Alkitab : Yeremia 18:1-17

"Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya." (Yeremia 18:4).

Kita pasti sudah pernah melihat seorang pemulung, dan biasanya kita menganggap bahwa seseorang yang bekerja sebagai pemulung adalah pekerjaan rendahan dan kita pun memandangnya dengan sebelah mata. Namun, tahukah Saudara bahwa pemulung mencari barang-barang yang masih bisa di daur ulang untuk menjadi barang yang dapat dipergunakan dan mempunyai nilai jual?

Demikian juga halnya dengan kita, Tuhan rela datang sebagai manusia untuk mengambil kita dari sampah dunia ini dan 'didaur ulang' menjadi sesuatu yang berharga. Dengan darah-Nya yang kudus tiada bernoda cela, Yesus rela mati untuk menebus kita dari kutuk dosa, sebab firman-Nya berkata, "...Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba" (Yesaya 1:18).

Karya penebusan Tuhan tidak hanya datang melalui ucapan-Nya saja tapi juga melalui tindakan yang nyata, dan Dia sudah membayar harganya dengan begitu mahal, bahkan di batas akhir kekuatan-Nya. Hal ini jelas tertulis di dalam Alkitab : "...mulailah Ia merasa sedih dan gentar” (Matius 26:37b), “Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." (Matius 26:39). Begitu berat pergumulan Yesus menjelang penyaliban-Nya, hingga peluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah. (Lukas 22:44b)

Ibarat seorang pemulung, Yesus mengambil dan memilih sampah-sampah yang dapat didaur ulang. Dia pun mengambil kita untuk mengembalikan gambar Bapa-Nya yang sudah rusak oleh karena dosa kita. Seperti bejana di tangan Sang penjunan, Dia memproses kita dan itu mungkin menyakitkan bagi daging kita. Tetapi apabila bejana sudah jadi, maka sungguh akan berharga nilainya. Yesus hanya butuh hati yang mau taat dan rela dibentuk untuk menjadi bejana yang indah di mataNya. Memang tidak mudah untuk hidup taat melakukan kehendak Tuhan, karena semua itu berlawanan dengan keinginan daging kita!

JIKA KITA BERJALAN DALAM PIMPINAN ROH KUDUS, DIALAH YANG MEMBERI KITA KEKUATAN UNTUK MELEWATI PROSES DEMI PROSES!

http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/hati-yang-mau-dibentuk.html

TUHAN TAHU MASALAHMU



Bacaan Alkitab : 1 Samuel 2:1-10

"Hatiku bersukaria karena Tuhan, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh Tuhan; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolonganMu." (1 Samuel 2:1).

Dalam 1 Samuel 1 dikisahkan seorang wanita bernama Hana, istri Elkana. Ia adalah seorang perempuan yang mandul, "...sebab Tuhan telah menutup kandungannya." (1 Samuel 1:5). Artinya Hana tidak mungkin memiliki anak karena kandungannya telah tertutup.

Pada zaman itu tidak memiliki anak merupakan aib bagi para perempuan karena seorang perempuan yang mandul dianggap tidak diberkati Tuhan. Itulah sebabnya Hana mengalami pergumulan yang cukup berat. Hampir setiap hari ia menerima ejekan, cibiran dan juga hinaan karena ia tidak mempunyai keturunan, apalagi yang menghinanya adalah 'madu' nya sendiri yaitu Penina. Bisa dibayangkan betapa sakit dan hancurnya hati Hana! Meskipun demikian Hana tidak menyerah begitu saja. Ia tekun mencari Tuhan serta mencurahkan isi hati dan kesedihannya itu kepada Tuhan. Dan akhirnya jeritan hati Hana itu menggerakkan hati Tuhan. Hana memperoleh jawaban doa; Tuhan menjamah kandungannya hingga ia dapat mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Bahkan anaknya bukanlah sembarang anak, anak itu adalah seorang nabi Allah di jaman raja Saul dan Daud, dialah nabi Samuel yang lahir dari rahimnya.

Mungkin apa yang terjadi dalam diri Hana juga sedang kita alami: pergumulan yang sangat berat seperti 'langit yang tertutup awan tebal'. Berbagai cara sudah kita tempuh, tapi seolah-olah 'mendung itu tetap kelabu', dan akhirnya kita pun putus asa. Dalam kondisi terpuruk seperti ini yang kita butuhkan adalah perubahan dalam hidup kita. Suatu ketika Hana bernazar kepada Tuhan, dan ia berjanji apabila Tuhan menjawab doanya dan memberikan seorang anak baginya, ia akan menyerahkan anak itu kepada Tuhan. Dan Hana menepati janji itu, padahal anak itu sangat berharga dalam hidup Hana, tapi ia rela menyerahkan kepada Tuhan.

Bagaimana kita? Adakah kita memiliki penyerahan diri kepada Tuhan sepenuhnya? Selain itu, Hana memiliki ketekunan dalam memelihara jam-jam ibadahnya. Tertulis: "Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan Tuhan;" (1 Samuel 1:19a).


BILA SAMPAI SAAT INI KITA BELUM MENIKMATI JANJI TUHAN, BELAJARLAH PUNYA PENYERAHAN DIRI KEPADA TUHAN DAN JANGAN ABAIKAN JAM-JAM IBADAH YANG ADA!

http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/tuhan-tahu-masalahmu.html

ANAK YANG HILANG


Bacaan Alkitab : Lukas 15:11-32

Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. (Lukas 15:24).

Dalam pengajaran-Nya selama di dunia, Tuhan Yesus banyak mengajarkan murid-murid Nya dan orang-orang yang mengikuti-Nya dengan berbagai perumpamaan.

Salah satunya adalah perumpamaan tentang ANAK YANG HILANG. Jika kita membaca cerita ini, biasanya kita selalu TERFOKUS kepada SI BUNGSU.

Si Bungsu menuntut harta warisan yang menjadi bagiannya, pergi dari rumah, lalu menghambur-hamburkan harta miliknya, jatuh miskin, menyadari dan menyesali perbuatannya, kemudian kembali ke rumah ayahnya.

Kisah Si Bungsu ini adalah suatu gambaran tentang kita. Setelah terjerumus dalam DOSA, lalu BERTOBAT, dan mendapat pengasihan dan ampunan dari Bapa Surgawi.

Namun jika kita melihat dari sosok Si Sulung, itu juga seringkali menjadi gambaran tentang kita. Bahkan, mungkin kita lebih sering seperti Si Sulung.

Coba kita perhatikan, apa yang dikatakan oleh Si Sulung kepada bapanya : "Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia". (Lukas 15:29-30).

Kita memang tidak sampai "terhilang" seperti Si Bungsu. Kita tetap pergi ke gereja, aktif dalam pelayanan, dan rajin berdoa. Kita selalu menjadi orang baik-baik dan tidak terjerumus dalam "kemabukan duniawi".

Namun seringkali kita hidup dalam KETIDAKTULUSAN. Kita melakukan semua kebaikan itu dengan "PAMRIH" dan mengharapkan IMBALAN, BALASAN, atau UPAH.

Tidak jarang kita PROTES dan IRI jika melihat ada orang di sekitar kita yang berlatar belakang seorang PENJAHAT atau seorang PENDOSA yang BERTOBAT dan mendapat pengasihan dan ampunan dari Tuhan. Kita tidak bisa terima karena kita MERASA LEBIH LAYAK dan LEBIH BAIK dari orang tersebut. Tanpa kita sadari, diam-diam kita telah menjadi HAKIM atas sesama kita.

Sahabat-sahabat RHK yang disayang Tuhan, marilah kita sama-sama intropeksi diri kita masing-masing. Jangan ada dendam, jangan ada iri dan dengki. Mari kita MAJU dan BANGKIT bersama-sama dalam Tuhan. Saling mengasihi dan saling menguatkan dalam IMAN.

HALELUYA.

JANGAN KUATIR DAN TETAP BERSYUKUR



Bacaan Alkitab : Filipi 4:4-9

"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6).

Firman Tuhan mengajarkan kita untuk menyatakan permohonan kepada Allah dalam SEGALA HAL. Segala hal berarti SELURUHNYA, tanpa ada pengecualian. Jadi dalam segala hal, dengan doa dan permohonan dengan ucapan syukur, kita menyampaikan permohonan kepada Allah.

Banyak orang datang kepada Tuhan dengan DOA dan PERMOHONAN tetapi masih saja KUATIR, MENGELUH serta MENGGERUTU. Jika kita terus menggerutu tentang permasalahan yang ada dan berusaha menyelesaikannya dengan kekuatan sendiri, maka berarti kita tidak perlu lagi berdoa dan datang kepada Tuhan, bukan?

Selama kita terpaku dan memegang erat-erat masalah kita tidak ada gunanya untuk berdoa, karena berarti kita belum mau melepaskan dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan.

Mari perhatikan apa yang Alkitab ajarkan tentang masalah yang kita alami:
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7).

Jika kita menyerahkan masalah kita kepada Tuhan, kita tidak perlu memikirkan masalah itu lagi karena masalah itu sudah ada di tangan Tuhan. DIA MAU MENANGGUNG kekuatiran kita sehingga kita pun tidak perlu menanggungnya lagi. Tuhan memerintahkan kita untuk tidak kuatir dengan menyerahkan kekuatiran itu kepada-Nya dalam doa dan permohonan serta ucapan syukur.

Kunci utama untuk lepas dari kekuatiran adalah memuji Tuhan. Tuhan akan membebaskan kita dari semua permasalahan yang ada jika kita mau belajar memuji dan bersyukur kepadaNya. Mengucap syukur dalam segala perkara kepada Tuhan adalah penting.

Ada banyak ayat dalam Perjanjian Lama yang berbicara mengenai ucapan syukur kepada Tuhan. Salah satunya adalah: "Masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya! Sebab Tuhan iu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya, dan kesetiaanNya tetap turun-temurun." (Mazmur 100:4-5). Memasuki gerbang Allah dan pelataranNya dengan pujian adalah menunjuk kepada hal berdoa.

"Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah...Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku." (Mazmur 50:14-15).

http://www.yesmaya.co.cc/2012/06/jangan-kuatir-dan-tetap-bersyukur.html

LIDAH ITU TAJAM DAN BERBAHAYA



Bacaan Alkitab : Mazmur 52:1-11

"Engkau merancangkan penghancuran, lidahmu sepeti pisau cukur yang diasah,..." (Mazmur 52:4).

Lidah kita ini tajam ibarat sebuah pisau, karena itu kita harus berhati-hati menggunakannya. Manfaat sebuah pisau sangat bergantung di tangan siapa pisau tersebut berada. Pada dasarnya pisau berfungsi untuk mengupas atau memotong sayur, buah-buahan dan sebagainya. Namun jika kita tidak berhati-hati, pisau bisa saja melukai dan menyakiti kita sendiri atau orang lain. Tuhan menciptakan lidah untuk tujuan yang positif, dan pada saatnya Dia akan meminta pertanggungjawaban dari tiap-tiap kita.

Apa yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan berkenaan dengan lidah atau ucapan kita? Ialah bagaimana kita menggunakan lidah kita setiap hari. Apakah perkataan kita sudah menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitar kita? Berapa jiwa yang sudah kita menangkan melalui perkataan kita? Ataukah banyak orang menjadi terluka karena lidah kita yang tajam, perkataan kita sangat kasar, pedas dan menyakitkan? Apakah lidah kita selalu menggemakan kata-kata negatif dan kutuk? Tuhan menghendaki agar dari lidah kita keluar kata-kata berkat yang menguatkan semangat orang lain sehingga kita menyelamatkan mereka dari keputusasaan dan kekecewaan.

Hati-hatilah dengan lidah kita, karena bila salah menggunakannya akan sangat berbahaya. Alkitab mengingatkan kita tentang lidah yang berbahaya, di antaranya lidah yang tidak dikekang. "Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya." (Yakobus 1:26). Adalah percuma kita rajin ibadah ke gereja atau persekutuan jika kita tidak bisa mengekang lidah kita dari ucapan-ucapan yang jahat. Selain itu lidah juga bisa 'membunuh' orang lain (baca Yeremia 9:8); lidah yang mengacaukan: suka memfitnah, mengadu domba atau menipu (baca Mazmur 52:6); lidah yang bercabang (Amsal 10:31).

Bila kita menyadari betapa berbahayanya lidah, kita pun harus berhati-hati. Bagaimana kita menggemakan lidah itu sangat mempengaruhi kehidupan kekristenan kita. Kita harus melatih lidah kita agar selaras dengan firman Tuhan: selalu bersih, selalu menjadi berkat dan menyenangkan hati Tuhan.

PERGUNAKAN LIDAH UNTUK MELUASKAN KERAJAANNYA DI BUMI:
UNTUK BERSAKSI, MENAIKKAN PUJIAN BAGI TUHAN, MEMBERIKAN FIRMANNYA; BUKAN UNTUK PERKARA SIA-SIA!

http://www.yesmaya.co.cc/2012/06/lidah-itu-tajam-dan-berbahaya.html

DALAM KESESAKAN BERSERULAH KEPADA TUHAN


Bacaan Alkitab : Yeremia 38:1-13

"Kemudian mereka menarik dan mengangkat Yeremia dengan tali dari perigi itu." (Yeremia 38:13a).

Menjadi orang percaya ternyata tidak mudah, seringkali kita diperhadapkan pada masalah atau kesesakan. Tapi bukan hanya orang Kristen saja yang punya masalah, semua orang tanpa terkecuali (selama masih bernafas di dunia ini) pasti punya masalah. Jadi kita tidak mengalaminya sendiri! Karena itu, stop mengasihani diri sendiri karena ada satu hal yang pasti, yaitu jaminan pemeliharaan Tuhan bagi anak-anakNya.

Pemazmur berkata, "Kemalangan orang benar banyak, tetapi Tuhan melepaskan dia dari semuanya itu;" (Mazmur 34:20). Tuhan selalu punya cara ajaib untuk menolong dan menyediakan jalan keluar bagi setiap permasalahan. Masalah tidak hanya dialami orang Kristen awam, tapi bisa terjadi dalam kehidupan pelayan Tuhan atau orang-orang yang terlibat dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.

Yeremia, meskipun sebagai nabi Tuhan, pun mengalami masa-masa yang sulit. Ketika menyampaikan nubuat yang diperintahkan Tuhan kepadanya, Yeremia dibenci dan dianiaya. Tertulis: "Maka mereka mengambil Yeremia dan memasukkannya ke dalam perigi..., mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam lumpur itu." (Yeremia 38:6). Dalam keadaan demikian, sudah tentu sebagai manusia Yeremia merasa takut dan nyaris putus asa. Tetapi Yeremia tidak berteriak-teriak minta tolong kepada manusia. Alkitab mencatat Yeremia berseru kepada Tuhan, "Ya Tuhan, aku memanggil namaMu dari dasar lobang yang dalam. Engkau mendengar suaraku! Janganlah Kaututupi telingaMu terhadap kesahku dan teriak tolongku!" (Ratapan 3:55-56).

Sungguh, Tuhan itu bukan Tuhan yang tuli, Dia mendengar teriak anak-anakNya yang berada dalam kesesakan. Maka Tuhan memakai Ebed-Melekh untuk menyelamatkan Yeremia. Orang Etiopia itu melapor kepada raja bahwa Yeremia telah dimasukkan dalam perigi (Yeremia 38:7-9).

Lalu raja menyuruh Ebed-Malekh untuk membebaskan Yeremia, "Bawalah tiga orang dari sini dan angkatlah nabi Yeremia dari perigi itu sebelum ia mati!" (Yeremia 38:10).

Bila saat ini kita sedang dalam 'perigi masalah' dan sepertinya tidak ada harapan, berserulah kepada Tuhan, Dia pasti akan memberikan jalan keluar yang terbaik. Kata Yeremia, "Ya Tuhan, Engkau telah memperjuangkan perkaraku, Engkau telah menyelamatkan hidupku." (Ratapan 3:58).

http://www.yesmaya.co.cc/2012/06/dalam-kesesakan-berserulah-kepada-tuhan.html

KELELAHAN



Bacaan Alkitab : Keluaran 18:13-23

Tidak baik seperti yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah,
baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu
berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
(Keluaran 18:17b-18)

Anda lelah, tetapi tugas masih menumpuk? Kini tersedia banyak produk minuman yang dipercaya bisa memberi tenaga ekstra. Kafein di dalamnya memacu pikiran menjadi lebih aktif dan bersemangat. Namun, obat kuat itu sebenarnya tidak mengusir kelelahan. Ia hanya menundanya! Tubuh Anda tidak bisa dipaksa bekerja di luar batas. Kelelahan adalah tanda bahwa tubuh sudah mencapai beban puncak. Yang Anda perlukan hanyalah istirahat.

Ketika Yitro mengunjungi Musa, dilihatnya sang menantu sangat kelelahan. Sepanjang hari Musa mendengar dan menyelesaikan perkara seluruh umat sendirian, satu per satu. Bayangkan: satu orang melayani ratusan ribu, bahkan jutaan orang! Musa kekurangan waktu istirahat. Dengan memaksa diri bekerja saat tubuh lelah, produktivitasnya pasti menurun. Umat pun tidak bisa terlayani dengan baik. Maka, Yitro mengusulkan agar Musa membentuk tim kerja. Dengan belajar percaya kepada orang lain dan rnembagi-bagi tugas, Musa tak perlu sendirian bekerja sampai di luar batas. Yitro yakin, Tuhan tak pernah memberi tugas kepada seseorang di luar kesanggupannya.

Orang yang bekerja mati-matian tanpa kenal istirahat sering dianggap orang yang tekun dan penuh dedikasi. Ini keliru. Menolak untuk beristirahat itu tidak berhikmat. Tidak menghargai bagaimana Allah merancang tubuh kita. Betapa sering kualitas kerja malah menjadi melorot atau emosi menjadi labil saat kita kelelahan. Lalu, kita jadi cepat marah! Jika beban kerja Anda berlebihan, kurangilah atau minta bantuan orang lain mengerjakannya. Jangan memaksakan diri!

BEKERJA DI LUAR BATAS KEMAMPUAN
JELAS BUKANLAH KEHENDAK TUHAN

Source : http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/kelelahan.html

MY LORD



Bacaan Alkitab : Lukas 6:46-49

Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? (Lukas 6:46)

Kita kerap mendengar istilah My Lord dalam film-film yang bertema kerajaan. Biasanya sebutan itu ditujukan kepada seorang raja, ratu, pangeran atau permaisuri. Sebutan itu tidak sekadar menunjukkan rasa hormat, tetapi sekaligus menunjukkan siapa yang menjadi tuan dan siapa yang menjadi hamba. Dan sebagai konsekuensi dari sebutan itu, maka sang hamba mesti bersedia menghormati dan menuruti segala perintah sang tuan.

Di dalam Alkitab, sebuatan Lord juga dipakai sebagai sebutan kepada Tuhan. Artinya sama, yaitu menunjuk kepada kemahakuasaan Tuhan. Tuhan adalah Tuan dan kita yang memanggil-Nya adalah hamba. Konsekuensinya juga sama, yaitu kita sebagai hamba mesti memiliki kerelaan untuk melakukan segala perintah-Nya.

Pada zaman Yesus, rupanya ada orang-orang yang mengaku sebagai murid Tuhan dan memanggil Yesus dengan sebutan "Tuhan". Namun, Yesus menegur mereka, "Mengapa kamu memanggil-Ku Tuhan padahal kamu tidak melakukan perintah-Ku?" Teguran ini dilontarkan karena orang-orang tersebut mengaku sebagai murid Tuhan, tetapi tidak pernah belajar firman Tuhan. Mereka memanggil-manggil nama Tirhan, tetapi tidak pernah taat pada perintah dan ajaran Tuhan.

Di dalam doa, kita kerap menggunakan kalimat, "Ya, Tuhan", tanpa mengetahui arti dan konsekuensi dari sebutan tersebut. Ada baiknya pertanyaan yang Yesus ajukan dalam firman Tuhan hari ini menjadi bahan perenungan kita. Ketika kita menyapa Dia, Tuhan, sudahkah kita berlaku sebagai hamba?

TUGAS SEORANG HAMBA ADALAH
MENURUTI SEGALA PERINTAH TUANNYA

Source : http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/my-lord.html

KASIH KARUNIA-NYA


Bacaan Alkitab : Roma 8:1-11

Mereka yang hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah.
(Roma 8:8).

Pernahkah Anda melihat hidup Anda dan berpikir, bagaimana Tuhan mau berurusan dengan seseorang seperti saya? Mungkin Anda pernah mengalami luka hati, pergumulan dan kesulitan di masa lalu. Atau mungkin dunia menilai Anda sebagai orang yang tidak penting. Oleh karena kesalahan dan kegagalan Anda, Anda tidak melihat banyak harapan di masa depan. Kabar baiknya adalah bahwa Tuhan dapat mengubahkan hidup Anda dan situasi Anda, apapun itu.

Kehidupan rohani kita mati sebelum kita menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita. Bahkan setelah kita menjadi orang percaya, kita masih memiliki sifat dosa dan membutuhkan Tuhan untuk mengubahkan kita. Renungkanlah kehidupan rasul Paulus. Paulus, yang bemama Saulus sebelum ia bertobat, menjadi teladan paling besar tentang perbedaan yang dihasilkan kasih karunia dalam kehidupan seseorang. Tujuannya dahulu adalah untuk menghancurkan jemaat.

Setelah ia bertobat, ia menyadari bahwa ia telah menimbulkan luka bagi banyak orang yang menunjuk dirinya sebagai orang paling berdosa (I Timotius 1:15). Ia menyadari bahwi tanpa kasih karunia, ia adalah orang fasik yang tidak memiliki pengharapan: "Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus” (l Timotius 1:13-14).

Saudara, apakah Anda merasa tidak pantas karena masa lalu Anda? Kebenarannya adalah bahwa Tuhan telah memberikan awal yang baru pada saat Anda minta untuk diselamatkan. Anda telah menjadi ciptaan yang baru di dalam Kristus Yesus. Anda tidak perlu berkubang dalam rasa malu sebagai akibat dari apa yang Anda pernah lakukan; kasih karunia Allah menjadikan Anda layak untuk melayani Dia. Apakah Anda bersedia untuk memberikan kendali hidup Anda kepada-Nya dan ikut kemana pun Ia akan menuntun Anda?

JANGAN PERDULIKAN MASA LALUMU.
HIDUPLAH DI DALAM KASIH KARUNIA TUHAN.
KARENA KASIH KARUNIA-NYA MENJADIKAN ANDA LAYAK KETIKA ANDA MENYERAHKAN KENDALI HIDUP ANDA KEPADA-NYA.

Source : http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/kasih-karunia-nya.html

JANGAN TAKUT JATUH



Bacaan Alkitab : Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Laksana rajawali menggoyangbangkitkan isi sarangnya, melayang-layang di atas anak-anaknya, mengembangkan sayapnya, menampung seekor, dan mendukungnya di atas kepaknya, demikianlah TUHAN sendiri menuntun dia, dan tidak ada allah asing menyertai dia. (Ulangan 32:11-12)

Siapa yang tak kenal rajawali, burung yang terkenal dengan ketangguhannya menghadapi segala badai. Kekuatan sayapnya yang mampu terbang tinggi dan ketajaman inderanya saat mengejar mangsanya. Semua kekuatan yang didambakan burung mana pun sepertinya dimiliki oleh burung rajawali. Namun kekuatan terbang burung rajawali tidak datang dengan sendirinya.

Rajawali selalu membangun sarang di pohon yang tertinggi di puncak bukit yang tinggi dan terjal. Ketika anak-anak rajawali lahir, induk rajawali menjaganya dengan segenap hidup mereka. Semua kebutuhan anak-anak bayi rajawali dipenuhi oleh induknya. Dengan kata lain, bayi rajawali kecil tahu beres akan hidupnya dan tidak dikuatirkan oleh apa pun juga.

Tapi ketika tiba saatnya bagi anak rajawali untuk belajar terbang, ‘tanpa perasaan' induknya akan menjungkirbalikkan sarang yang selama ini menjadi tempat berlindung yang nyaman baginya. Tidak tanggung-tanggung, rajawali kecil itu akan terjun bebas beribu-ribu meter menuju batu-batu tajam yang ada di bawahnya. Dalam kepanikannya, ia akan berusaha mengepak-kepakkan sayapnya. Dan di detik terakhir sebelum ia menghujam batu-batu tajam itu, induk rajawali dengan sigap menyambar anaknya, membawanya terbang tinggi ke angkasa, dan menjatuhkan anaknya kembali. Hal ini dilakukannya berulang-ulang sampai sayap anaknya menjadi cukup kuat dan akhirnya ia mampu terbang sendiri.

Pada awalnya mungkin saja anak-anak rajawali itu tidak mengerti maksud dari ‘kekejaman' induknya. Tapi ketika induknya melakukannya berulang-ulang, ia pun mengerti dan menikmati proses belajarnya sampai akhirnya ia bertumbuh menjadi rajawali yang perkasa, sama seperti induknya.

Demikian juga dengan hidup kita. Saat kita masih menjadi bayi-bayi rohani, seringkali kita mendapati segala kebutuhan dan keinginan kita terpenuhi dengan instan. Tapi ada saatnya ketika kegoncangan itu datang dan kita terjun bebas, sadarilah bahwa saat itu Allah sedang melatih Anda untuk terbang. Karena kerinduan Tuhan yang terbesar adalah melihat Anda menjadi kuat dan bertumbuh dalam pengenalan yang lebih dalam akan Dia. Tidakkah Anda sadari justru di saat kesesakanlah kita mengalami keperkasaan Allah kita secara nyata?

JANGAN TAKUT JATUH KARENA JATUH ITU ADALAH ANUGERAH. NIKMATI DENGAN PENUH UCAPAN SYUKUR DAN JADILAH KUAT.

Source : http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/jangan-takut-jatuh.html

JANGAN PERNAH LARI



Bacaan Alkitab : Yunus 1:1-17

Celakalah mereka, sebab mereka melarikan diri dari pada-Ku! Binasalah mereka, sebab mereka memberontak terhadap Aku! Aku ini mau menebus mereka, tetapi mereka berdusta terhadap Aku. (Hosea 7:13)

Setiap orang memiliki panggilan masing-masing di dalam Tuhan. Ada yang dipanggil menjadi seorang rasul, pengajar, gembala sidang, dan lain sebagainya. Demikian juga dengan Yunus, ia memiliki panggilan

sebagai seorang nabi Tuhan. Namun sayang, ternyata suatu kali ia mengingkari panggilannya dengan melarikan diri dari tugas yang Tuhan berikan. la berpikir dapat melarikan diri dari Tuhan. Bukannya untung, ia malah harus menghadapi kesusahan besar.

Di tengah laut yang sedang diamuk badai besar ia dilempar keluar dari kapal yang ditumpanginya, kemudian ditelan oleh seekor ikan besar. Yunus pun harus menginap selama tiga hari tiga malam di sana. Menjalani panggilan bukan suatu perkara yang mudah untuk dilakukan. Selalu ada pengorbanan yang harus dilakukan. Beberapa orang mengalaminya saat mengorbankan kenyamanan hidup, status sosial, kebanggaan diri, atau cita-cita masa kecilnya.

Langkah selanjutnya pun tidak mudah. ltulah sebabnya banyak orang akhirnya memilih mangkir dari panggilannya dan berjalan di jalannya sendiri. Namun, seperti yang dialami Yunus, akhirnya mereka pun mendapati diri dan hidupnya berada di tengah berbagai-bagai kesukaran. Apa yang dialami oleh Yunus memberikan pelajaran bahwa melarikan diri dari panggilan bukanlah suatu pilihan yang bijaksana. Karena panggilan Tuhan adalah cara atau jalan Tuhan untuk membuat hidup kita maksimal sesuai dengan rencana-Nya.

Rancangan Tuhan adalah rancangan yang terbaik, ingatlah itu senantiasa. "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancangan-mu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu". (Yesaya 55:8-9).

Hari ini, mari kita renungkan kembali kehidupan kita. Adakah hari-hari ini kita masih setia dengan panggilan kita? Jangan pernah izinkan hal apapun melemahkan panggilan kita. Jadilah pribadi yang berkenan dan menyenangkan hati Tuhan dengan tetap setia sampai akhir. "……. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan". (Wahyu 2:10).


JANGAN PERNAH LARI DARI KEHIDUPAN DAN PANGGILAN HIDUP.
HADAPI SEMUANYA BERSAMA TUHAN.

Source : http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/jangan-pernah-lari.html

PENDERITAAN YANG MENUMBUHKAN


Bacaan Alkitab : Yakobus 1:2

"Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan"

Jika Anda sedang dalam permasalahan dan penderitaan, apa yang akan anda lakukan? Apakah anda mencari tahu penyebab mengapa anda mengalami penderitaan tersebut? Atau justru mengambil sikap seperti Tuhan Yesus, yang tetap menjalani penderitaan-Nya dengan ketaatan penuh kepada Allah Bapa?

Pengarang James Stalker menulis dalam sebuah bukunya, "Penderitaan tidak selalu menyucikan. Penderitaan dapat membuat watak menjadi buruk dan egois. Namun, ada banyak pula keberhasilan yang timbul dari pencobaan. Ada banyak kamar orang sakit yang merupakan suatu kehormatan untuk dikunjungi."

Suatu ketika J. Oswald Sanders pernah bercerita tentang kunjungannya ke tempat semacam itu di Australia, tempat dimana Nona Higgens tinggal. Dalam keadaan sakit terus-menerus, Nona Higgens tidak pernah meninggalkan kamarnya selama lebih dari 40 tahun. Kedua tangan dan kakinya telah diamputasi untuk menahan penyebaran penyakitnya ke seluruh tubuhnya.

Setelah memutuskan untuk hidup secara kreatif, ia menamai pondok tempat tinggalnya dengan nama "Pondok Harapan Sukacita". Di pondok inilah ia menyerahkan dirinya dalam doa kepada Tuhan dan aktif pelayanan rohani. Dengan pena yang diikatkan pada ujung lengannya yang buntung, ia berkirim surat ke seluruh dunia selama bertahun-tahun dan membimbing ratusan orang kepada Kristus.

Penderitaan yang dialami Nona Higgens tidaklah membuatnya patah semangat dan menjadikan dirinya sebagai orang yang tidak berguna, justru sebaliknya, penderitaannya justru mendorongnya untuk menjadi lebih kreatif di dalam hidup dan pelayanannya.

Jadi, jika saat ini Anda untuk hidup lebih kreatif, "Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan" (Yakobus 1:2). Sebutlah pergumulan-pergumulan dan derita hati Anda dengan sebutan "derita yang menumbuhkan," dengan penekanan pada kata menumbuhkan!


Bila kita memuji Allah dalam ujian hidup kita, beban kita akan berubah menjadi berkat.

http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/penderitaan-yang-menumbuhkan.html

TUHAN SELALU PUNYA CARA


Bacaan Alkitab : Mazmur 105:40-41

“Mereka meminta, maka didatangkan-Nya burung puyuh, dan dengan roti dari langit dikenyangkan-Nya mereka. Dibuka-Nya gunung batu, maka terpancarlah air, lalu mengalir di padang-padang kering seperti sungai;” (Mazmur 105:40-41).

Saudara pasti sudah mengetahui peristiwa bangsa Israel ketika Tuhan membawa dan memelihara mereka di padang gurun selama 40 tahun. Setiap hari Tuhan memberikan roti manna kepada bangsa itu selama 40 tahun. Waktu yang sangat lama bagi kita manusia. Sampai saat ini, tidak ada manusia yang sanggup melakukan seperti yang dilakukan Tuhan kepada bangsa Israel kala itu, meskipun dunia semakin maju, teknologi semakin canggih, dan pengetahuan manusia semakin cerdas.

Alkitab mencatat bahwa selama di padang gurun, bangsa Israel tidak pernah kekurangan makanan ataupun minuman, mereka tidak pernah kelaparan dan tidak pernah kehausan. Kebutuhan hidup mereka selalu terpenuhi. Bahkan tiang awan dan tiang api disediakan-Nya agar mereka tidak kepanasan ketika tengah hari atau kedinginan di malam hari. Dan menariknya, kisah bagaiman Tuhan memelihara umat-Nya terus berlanjut di pasal-pasal selanjutnya bahkan hingga sekarang ini.

Tuhan tidak pernah kehabisan cara untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya. Dia bisa menggunakan orang lain, lingkungan sekitar kita, dan bahkan sebuah peristiwa di sekitar kita untuk selalu menjaga dan memenuhi kebutuhan kita. Kita tetap terpelihara, sesuai dengan janji-Nya bagi kita dan tidak ada satu orangpun yang dapat menghalangi-Nya.

Sahabat-sahabat RHK, jika saat ini ada diantara kita yang merasa seorang diri atau sedang dalam permasalahan yang berat, berdoalah kepada Tuhan. Mintalah pertolongan-Nya dan jalan keluar kepada-Nya. Percayalah, Dia selalu punya cara untuk membuat kita bersukacita dan terjaga di muka bumi ini.

Tuhan tidak pernah terlelap, Dia selalu memperhatikan setiap kebutuhan kita dan selalu menjaga kita setiap saat. Mulai saat ini, jangan lagi tanyakan “Bagaimana cara untuk lepas dari suatu permasalahan”, tapi yang perlu kita ketahui adalah “Siapa yang memberikan jalan keluar”. Dan jika kita sudah mengetahui siapa yang memberikan jalan keluar, BERDOALAH dan minta kepada-Nya. (Samuel Sadusi)

TUHAN PUNYA BANYAK CARA UNTUK MEMBERIKAN JALAN KELUAR BAGI UMAT-NYA

http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/tuhan-selalu-punya-cara.html

DOA YANG BENAR


Bacaan Alkitab : Markus 11:24

Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan,
percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. (Markus 11:24).

Jumlah manusia di dunia saat ini ada sekitar 7 milyar. Kita bisa bayangkan betapa banyaknya jumlah manusia yang menghuni bumi saat ini. Dengan jumlah manusia sebanyak itu, mungkin ada diantara kita yang bertanya : “Apakah Tuhan bisa mendengarkan doa semua orang di dunia ini?”. Berbagai macam masalah yang dihadapi oleh manusia. Ada yang berdoa dalam hati, berdoa di rumah ibadah, berdoa bersama dalam keluarga, dan lain sebagainya.

Setiap manusia mempunyai masalah yang berbeda-beda. Ada yang minta pekerjaan, minta rumah, minta gar usaha dan pekerjaan diberkati, minta agar naik jabatan, minta agar Tuhan campur tangan dalam masalah keluarga, minta jodoh, minta ini dan itu. Dan setiap manusia mau agar doanya di dengar dan dijawab oleh Tuhan.

Sahabat-sahabat RHK yang disayang Tuhan, semua pertanyaan-pertanyaan seperti ini sebenarnya tidak perlu kita pikirkan. Bagi Tuhan, semua itu bukanlah hal yang sulit. Tuhan tidak punya batas (Omnipresence) dan Tuhan berkuasa atas segalanya (Omniptence). Tuhan dapat hadir dimanapun dan kapanpun, Dia tidak terbatas ruang dan waktu. Tuhan mendengarkan semua doa manusia. Tapi satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa Tuhan hanya mendengarkan doa orang yang benar dan tidak bermaksud jahat.

Kita harus memahami kaitan antara iman dan doa yang disampaikan kepada Tuhan. Bila kita berdoa dengan iman, maka kita tidak perlu dilihat orang berdoa, karena itu adalah hubungan dan iman kita pribadi dengan Tuhan, kecuali berdoa dalam sebuah persekutuan dua atau tiga orang. Ketika kita menghadap Tuhan, kita harus berdamai dulu dengan orang lain. Apa yang kita minta kepada Tuhan melalui doa harus benar-benar sesuai dengan apa yang kita butuhkan dan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Tapi banyak diantara kita yang berdoa dan meminta agar Tuhan menjawab dan memberikan apa yang kita inginkan. Hal ini sama saja kita yang mengatur Tuhan, padahal seharusnya Tuhan lah yang mengatur kita. Tuhan Yesus sudah mengajarkan kepada kita seperti doa-Nya : “....... tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”. (Lukas 22:42).

Jika kita sudah memahami doa yang benar, percayalah bahwa Tuhan akan menjawab doa-doa kita. Kita harus dapat menerima apapun jawaban dari Tuhan. Karena Tuhan tidak pernah memberikan “sesuatu” jika kita tidak mampu untuk mempertanggungjawabkan pemberian Tuhan. Tuhan lebih mengetahui kemampuan yang kita miliki. Jika jawaban doa kita tidak sesuai dengan yang kita inginkan, mengucap syukurlah, karena Tuhan sedang membentuk hidup kita agar semakin dewasa, semakin kuat, dan semakin mengerti kehendak-Nya dalam hidup kita. (Samuel Sadusi).


MINTALAH APA YANG MENJADI KEBUTUHANMU, BUKAN APA YANG ENGKAU KEHENDAKI

http://www.yesmaya.co.cc/2012/05/doa-yang-benar.html