Renungan : Hati-hati Bicara

  • Renungan : Hati-hati Bicara
    Bacaan Alkitab - Amsal 15 : 1-33

    "Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan,
    tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan". (Amsal 15 : 2).

    Berdiri dalam kereta api atau bus antarkota itu biasa, tetapi berdiri dalam pesawat komersial selama 5 jam penerbangan bukan hal yang biasa. Gokhan Mutlu, warga New York, AS mengalami hal ini dalam penerbangan menggunakan Jet Blue Airways dari San Diego ke New York.

    Setelah mendapat laporan bahwa kursi sudah penuh, Mutlu diperbolehkan naik setelah seorang awak pesawat mengatakan akan memberikan kursinya. Tetapi kenyataan berbicara lain, setelah 90 menit penerbangan, Mutlu diminta untuk kembali menyerahkan kursinya ke awak pesawat itu, tidak diberi tempat duduk lain, dan disuruh bertahan di kamar kecil. Pokoknya, Mutlu dibuat malu yang luar biasa selama penerbangan itu. Karena itu, pria ini mengajukan tuntutan ganti rugi sekitar 2 juta dollar AS atau setara Rp. 18,4 miliar kepada perusahaan penerbangan Jet Blue.

    Mungkin ketika tulisan ini dimuat, keputusan sudah dibuat dengan senyum ada di pihak Mutlu atau maskapai JetBlue, namun peristiwa tersebut mengajarkan kepada kita hal yang sangat penting: berhati-hati dengan perkataan yang kita ucapkan tanpa berpikir panjang. Perkataan adalah sesuatu yang tidak dapat ditarik kembali ketika sudah terlanjur terucap.

    Perkataan yang positif dapat menyenangkan hati orang lain, namun perkataan yang negatif termasuk janji palsu dapat menimbulkan masalah. Apa yang dialami oleh Gokhan Mutlu sungguh memalukan dan menjadi kenangan yang tidak terlupakan. Apabila gugatan Mutlu dinyatakan menang, mungkin itu dapat mengobati kekesalannya, sedangkan bagi awak tersebut seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk berpikir panjang sebelum mengambil sebuah keputusan. Salomo berkata bahwa lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan. Artinya, apa yang terucap dari bibir orang bijak telah melalui proses telaah pengetahuan, bukan asal terucap.

    Hari ini adalah kesempatan kita untuk melakukan intropeksi. Apakah sepanjang hari ini masih mudah dan begitu enteng berbicara mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Mohonlah kekuatan dari-Nya agar esok kita menjadi orang bijak sehingga setiap keputusan kita dapat bermanfaat bagi banyak orang.

    Berpikir panjang sebelum berkata-kata dapat menghindarkan kita dari masalah-masalah yang sebenarnya dapat dihindari.

0 komentar:

Posting Komentar