MARAH

  • MARAH
    Bacaan Alkitab : Yeremia 32:36-41

    “Sesungguhnya, Aku mengumpulkan mereka dari segala negeri, kemana Aku menceraiberaikan mereka karena murka-Ku, kehangatan amarah-Ku dan gusar-Ku yang besar, dan Aku akan mengembalikan mereka ke tempat ini dan akan membuat mereka diam dengan tenteram.” (Yeremia 32:37)

    Apakah Saudara termasuk tipe orang yang mudah marah ketika kamu dikecewakan oleh seseorang? Ataukah kamu termasuk orang yang sabar dan tidak mudah marah, atau bahkan kamu orang yang tidak bisa marah, walaupun mungkin kamu merasa disakiti?

    Ternyata Tuhan pun bisa marah. Tuhan marah terhadap umat Israel. Kepada umat yang adalah umat kesayangan-Nya itu, Tuhan murka. Tuhan gusar melihat ketidaksetiaan mereka. Dia selalu mengasihi umat-Nya itu, tetapi umat Israel justru selalu menyakiti hati Tuhan. Tuhan menampakkan kemarahan-Nya dengan membiarkan kerajaan Yehuda berada dalam tawanan bangsa Babel. Namun Tuhan tidak marah untuk selamanya. Kemarahan Tuhan ada batasnya. Setelah menampakkan kemarahan-Nya, Tuhan merawat umat-Nya itu kembali, disembuhkan-Nya luka-luka mereka dan dipulihkan-Nya keadaan mereka. Kemarahan Tuhan tidak berakhir dengan kemarahan. Kemarahan Tuhan justru berakhir dengan pengampunan dan rehabilitasi bagi umat yang disayangi-Nya itu.

    Tidak ada yang salah dengan kemarahan, jika itu dengan alasan dan cara yang tepat. Orang Kristen boleh saja marah ketika merasa disakiti, diperlakukan tidak adil, dan tidak dihargai nilai-nilai kemanusiaannya. Menjadi orang yang sabar, tidak berarti tidak boleh marah. Kemarahan adalah suatu bentuk protes kita terhadap ketidakadilan dan dehumanisasi. Yang penting, kemarahan itu diungkapkan untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi semuanya, bukan dengan menghancurkannya.

    TUHAN MEMBERKATI

    Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu. (Efesus 4:26).

0 komentar:

Posting Komentar