KHOTBAH YANG HIDUP



Bacaan Alkitab : II Korintus 3-1-18

“…dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang”
(2 Korintus 3:2).

Pada suatu sore di tahun 1953, para pejabat dan reporter berkumpul di stasiun kereta api Chicago menantikan kedatangan peraih hadiah Nobel Perdamaian tahun 1952. Seorang pria raksasa, tinggi 2 meter, dengan rambut acak-acakan dan kumis panjang melangkah keluar dari kereta api. Sementara juru foto sibuk memotretnya, para pejabat kota mendekatinya dan berjabatan tangan seraya mengatakan alangkah mereka merasa diri terhormat dapat bertemu dengannya. Ia berterima kasih kepada mereka dengan sopan.

Tiba-tiba pria itu meminta diri sebentar dan tampak tergesa-gesa berjalan menerobos kerumunan dan melangkah dengan cepat hingga mencapai seorang wanita kulit hitam yang sudah lanjut usia yang sedang bersusah payah mencoba memikul dua koper besar. Pria jangkung itu kemudian mengangkat koper-koper itu, tersenyum, dan menuntun wanita tua itu ke sebuah bus. Setelah menolong wanita itu, ia mengucapkan selamat jalan dan mengharapkan perjalanan yang baik. Sementara itu, kerumunan orang banyak membuntutinya. Ia menoleh kepada mereka dan berkata, “Maaf, saya telah membuat Anda menunggu.” Orang itu adalah Dr. Albert Schweitzer, dokter misi yang telah menghabiskan waktunya membantu orang-orang paling miskin di Afrika. Seorang anggota panitia penyambutan berkata kepada salah seorang reporter, “Inilah untuk pertama kali saya melihat sebuah khotbah berjalan.”

Bukankah ini adalah sebuah kisah yang sangat memberkati hidup kita? Orang yang dapat menjadi berkat adalah seorang yang tetap rendah hati sekalipun dipuji. Ujian hidup paling besar adalah justru ketika kita sedang diberkati atau berada di puncak. Biasanya manusia akan mudah menjadi sombong dan lupa diri saat menerima pujian. Tetapi belajarlah dari seorang dokter misi peraih hadiah Nobel itu. Ia tetap saja rendah hati saat orang-orang begitu mengaguminya, ia tidak pernah lupa panggilan hidupnya untuk terus menjadi berkat bagi orang lain.

Rasul Paulus pun menyebut jemaat Korintus adalah surat pujian yang dapat dibaca oleh semua orang. Mereka adalah surat Kristus! Begitu pula dengan kita orang-orang percaya. Pengajaran-pengajaran kita tidak akan berarti jika kita tidak menunjukkannya dengan teladan hidup kita sehari-hari. Jika Kristus hidup dalam hidup kita, maka sifat dan karakter Kristus akan nyata melalui perbuatan-perbuatan kita. Dan dimanapun kita berada, setiap orang akan memperhatikan dan membaca segala sesuatu yang kita lakukan. Melalui hidup kita, kita pun dapat memberikan khotbah-khotbah terbaik yang dapat dibaca oleh setiap orang. (Sam).

Hidup kita adalah surat-surat Kristus, setiap orang akan membaca hidup kita.

0 komentar:

Posting Komentar