BIJAK MENYIKAPI HARI RAYA



“Hari raya adalah merupakan hari yang menyenangkan, dapat uang THR, libur panjang, bisa pulang kampung bersilaturahmi dengan sanak keluarga……” kata mas Zaini sambil tersenyum bahagia.

“Hari raya menyenangkan karena ada baju baru, banyak makanan dan kue-kue lezat, jalan-jalan ketempat hiburan, dan juga banyak angpau ……” sahut Rina seorang pelajar SD kelas lima ketika ditanyakan pendapatnya tentang hari raya yang tinggal beberapa hari lagi ini.

“Hari raya….? Wouuuuu…. Menyenangkan, karena saya akan untung besar. Tiket yang saya jual laku keras, bahkan dengan harga yang cukup gila sekalipun….” Kata Rajiman seorang calo tiket dadakan yang cerdas memanfaatkan peluang untuk meraup keuntungan dari orang yang ingin pulang kampung ber hari raya.

Kebahagiaan karena hari raya juga terjadi dipasar-pasar, pedagang yang kebanjiran pembeli karena ibu-ibu rumah tangga yang mempersiapkan makanan untuk hari raya bagi keluarga dan tamu-tamunya.

Pendoa dan pembersih makampun kebanjiran rezeki karena peziarah yang datang ke pusara orang-orang terkasih mereka.

Sukacita, bahagia dan kesibukan meronai banyak orang dalam menyambut hari raya. Namun tidak urung juga ada banyak orang yang menyambut hari raya dengan tidak bijaksana.

Karena ingin penampilan yang keren dan mentereng sewaktu pulang kampung, mereka sampai harus pinjam kanan kiri atau menguras tabungan dan bahkan menghabiskan uang gaji yang seharusnya untuk memenuhi kebutuhan bulan ke depan.


Perhatikan saja, banyak rumah pegadaian yang dipenuhi oleh pelanggan yang menggadaikan harta benda mereka untuk bisa menyambut hari raya secara meriah, dan seusai hari raya rumah pegadaian kembali diserbu oleh pelanggan yang menggadaikan harta benda mereka untuk menyambung hidup ke depan.

Ironis memang….. 


Memang sich hari raya adalah merupakan hari spesial. Karena sifatnya yang spesial itu maka seharusnya kita juga bisa secara bijak menyikapinya.


Pengeluaran tentu cukup melonjak. Dan untuk itu seharusnya jauh-jauh hari kita sudah mulai menyisihkan uang dengan jumlah tertentu untuk persiapan hari raya, sehingga saat hari raya tiba, semua kebutuhan untuk belanja hari raya serta biaya pulang kampung bisa teratasi tanpa mengganggu belanja rutin bulanan seperti untuk kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak-anak dan kebutuhan mendesak lainnya.


Saudaraku terkasih,

Bersukacita dan menikmati berkat Tuhan sih tidak salah, tetapi jangan terbelenggu pada kesenangan sesaat.


Lukas mengingatkan bahwa orang-orang yang ingin menikmati kesenangan sesaat akan tergoda jatuh dalam dosa dan mengabaikan Firman Tuhan. Mereka tidak memikirkan kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan rohani.


(Lukas 21:34-36)

(34) Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.

(35) Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.

(36) Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."


But take heed to yourselves and be on your guard, lest your hearts be overburdened and depressed with the giddiness and headache and nausea of self-indulgence, drunkenness, and worldly worries and cares pertaining to this life, and that day come upon you suddenly like a trap or a noose; For it will come upon all who live upon the face of the entire earth. Keep awake then and watch at all times, praying that you may have the full strength and ability and be accounted worthy to escape all these things that will take place, and to stand in the presence of the Son of Man.



Bila selama ini banyak yang memanfaatkan “aji mumpung” yang negatif, seperti hidup boros saat ada uang untuk pakaian mewah, makanan lezat, rekreasi mahal; menggunakan masa muda untuk kesenangan duniawi, pesta pora, dugem, minuman keras dan lainnya.


Nah sekarang mari deh kita menjadikan peringatan Lukas menjadi nasihat untuk kehidupan kita yang bermakna. Mumpung masih punya uang, mari kita rajin menabung untuk kebutuhan masa depan.

Mumpung masih muda dan sehat, mari rajin melayani Tuhan dan sesama, rajin datang ke Gereja untuk ibadah dan mendengar Firman Tuhan.

Mumpung mata masih awas melihat, mari kita rajin membaca Firman Tuhan yang menuntun hidup kita menjadi lebih baik dan bermakna.


Dengan menggunakan “aji mumpung” secara positif ini, maka kita akan menjadi orang yang siap menyambut hari esok dengan penuh semangat dan penuh pengharapan, bahkan menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali.


(Amsal 23:19-21)

(19) Hai anakku, dengarkanlah, dan jadilah bijak, tujukanlah hatimu ke jalan yang benar.

(20) Janganlah engkau ada di antara peminum anggur dan pelahap daging.

(21) Karena si peminum dan si pelahap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.

Hear, my son, and be wise, and direct your mind in the way. Do not associate with winebibbers; be not among them nor among gluttonous eaters of meat, For the drunkard and the glutton shall come to poverty, and drowsiness shall clothe a man with rags.
------------------------------------

LORD JESUS bless you and me, now and forever. Amen. 

0 komentar:

Posting Komentar